REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Komisi Departemen Luar Negeri AS untuk Kebebasan Beragama Internasional (USCIRF) mengeluarkan hasil pengkajian terhadap kebebasan beragama di India pada 2020. Hasilnya, kebebasan beragama di India, terutama untuk minoritas Muslim, Kristen dan Dalit, telah memburuk dalam satu tahun terakhir.
Hal itu karena pemerintah India telah mengizinkan kampanye pelecehan dan kekerasan yang serius terhadap mereka dan otoritas pemerintah belum melindungi mereka. USCIRF pun telah menetapkan India sebagai negara dengan perhatian khusus bersama delapan negara lain di mana minoritas agama menghadapi penganiayaan yang substansial.
USCIRF sendiri merupakan bagian dari Departemen Luar Negeri AS yang memantau kebebasan minoritas agama untuk hidup sebagai warga negara yang setara dengan martabat dan persamaan hak di sekitar 200 negara di seluruh dunia. Institusi tersebut menyerahkan laporan tahunan pada Mei setiap tahunnya ke Departemen Luar Negeri dan Kongres AS.
Dalam laporan itu USCIRF menyampaikan, sejak pemerintah dari Partai Bharatiya Janata (BJP) berkuasa di New Delhi pada 2014, komunitas Muslim, Kristen dan Dalit, telah menghadapi banyak pelecehan dan kekerasan terorganisir dari kelompok-kelompok Hindu ekstremis seperti RSS. Pada 1948 seorang anggota RSS telah membunuh Mahatma Gandhi.