Rabu 08 Jul 2020 14:56 WIB

Spanyol dan Swedia Tolak Rencana Pencaplokan Tepi Barat

Uni Eropa akan mengambil tindakan jika Israel mencaplok Tepi Barat

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Pandangan pemukiman Yahudi Tepi Barat di Ma
Foto: AP / Oded Balilty
Pandangan pemukiman Yahudi Tepi Barat di Ma

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Pemerintah Spanyol dan Swedia menentang rencana pencaplokan sebagian wilayah Tepi Barat oleh Israel. Kedua negara berjanji, jika hal itu dilakukan, Uni Eropa akan segera mengambil tindakan tanggapan.

"Pembicaraan yang kami, Spanyol, sedang lakukan di dalam Uni Eropa adalah bawah dalam kasus pencaplokan sepihak ini, yang kami harap tidak terjadi, harus ada respons Eropa," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Spanyol Gonzalez Laya saat melangsungkan konferensi pers bersama Menlu Swedia Ann Linde di Madrid pada Selasa (7/7), dikutip laman Anadolu Agency.

Baca Juga

Laya menekankan bahwa Spanyol mendukung penyelesaian konflik melalui mekanisme solusi dua negara. "Satu-satunya cara untuk mengatasi konflik Israel dan Palestina adalah melalui dialog," ucapnya.

Linde pun menggemakan pernyataan Laya. Dia menegaskan rencana Israel mencaplok wilayah Palestina melanggar hukum internasional. "Jelas ini akan mempengaruhi hubungan antara Uni Eropa dan Israel," ujar Linde.

Pada hari yang sama Menlu Mesir Sameh Shoukry, Menlu Yordania Ayman al-Safadi, Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian, dan Menlu Jerman Heiko Maas merilis pernyataan bersama menolak keras rencana pencaplokan sebagian wilayah Tepi Barat oleh Israel. "Kami sepakat bahwa setiap aneksasi wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967 akan menjadi pelanggaran hukum internasional dan membahayakan fondasi proses perdamaian. Kami tidak akan mengakui perubahan apa pun pada perbatasan 1967 yang tidak disetujui oleh kedua belah pihak dalam konflik," kata mereka, dikutip laman Times of Israel.

Menurut mereka, pencaplokan Tepi Barat juga akan memiliki konsekuensi serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan. "(Pencaplokan) akan menjadi penghalang utama bagi upaya yang bertujuan mencapai perdamaian yang komprehensif dan adil. Itu juga bisa memiliki konsekuensi untuk hubungan dengan Israel," ujar mereka.

Mereka menegaskan dukungan dan komitmen kuat terhadap solusi dua negara yang dinegosiasikan berdasarkan hukum internasional. "Kami membahas bagaimana memulai kembali keterlibatan yang bermanfaat antara Israel dan Palestina, serta menawarkan dukungan kami dalam memfasilitasi jalan menuju negosiasi," kata mereka.

Dalam pernyataan tersebut, Mesir adalah negara pertama yang secara resmi menentang rencana pencaplokan sebagian wilayah Tepi Barat. Kairo sempat bergeming setelah Israel mengumumkan rencana aneksasi Tepi Barat yang diagendakan pada 1 Juli lalu.

Pencaplokan sebagian wilayah Tepi Barat rencananya dilakukan pada Rabu pekan lalu atau tanggal 1 Juli. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan menunda pelaksanaannya. Kendati menunda, Netanyahu menyebut tetap melanjutkan pembicaraan rencana aneksasi dengan mitranya Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement