REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- China semakin memperketat kuasanya pada Hong Kong. Kali ini China melarang menyanyikan lagu prodemokrasi tidak resmi di sekolah-sekolah di seluruh Hong Kong. Sebelumnya China juga telah mengubah hotel di Hong Kong menjadi markas baru kantor keamanan nasionalnya.
Menteri Pendidikan Hong Kong Kevin Yeung mengatakan, bahwa lagu "Glory to Hong Kong" akan dilarang di sekolah. Lagu tersebut ditulis pada 2019 lalu yang tumbuh sebagai akibat dari protes rutin di kota pusat keuangan itu.
Yeung mengatakan bahwa individu dan kelompok dengan motif tersembunyi telah sengaja menyesatkan dan menghasut siswa untuk mengekspresikan sikap politik para siswa.
Dengan begitu, kata Yeung, departemen dan sekolah berkewajiban menghentikannya. Sekolah tidak lagi diizinkan untuk mengizinkan siswa bermain, menyanyikan atau menyiarkan lagu apa pun yang akan mengganggu operasi normal sekolah, memengaruhi emosi siswa atau mengandung pesan politik.