Rabu 08 Jul 2020 15:28 WIB

Muslimah yang Dilecehkan Starbucks Ajukan Tuntutan

Alih-alih nama, staf Starbucks menuliskan kata ISIS.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Muslimah yang Dilecehkan Starbucks Ajukan Tuntutan. Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol_93
Muslimah yang Dilecehkan Starbucks Ajukan Tuntutan. Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, MINNESOTA -- Seorang Muslimah mengajukan tuntutan diskriminasi setelah membeli secangkir kopi di Starbucks. Sebab, alih-alih dituliskan namanya di cangkir tersebut, staf Starbucks malah menuliskan kata ISIS.

Diketahui sejak Senin, kasus tersebut telah diwakili oleh Minnesota Council of American-Islamic Relations (CAIR-MN), yang mengajukan tuntutan kepada Departemen Manusia Minnesota terkait pengalaman tak mengenakan pada Muslimah itu. Wanita Muslim tersebut, Aishah (19 tahun), hanya ingin disebut nama depannya karena takut akan keselamatanya.

Baca Juga

Menurut pemaparan Aishah, insiden yang terjadi pada (1/7) lalu itu dialaminya di Starbucks Target St. Paul-Midway. Pada saat itu, dalam pengakuannya, ia mengenakan masker karena prosedur yang harus dilalui, namun, ketika menyebutkan namanya ke barista, tak ada respons atau ejaan yang diulang terkait nama Aishah.

"Ketika dia menanyakan namaku, aku perlahan mengulanginya beberapa kali. Sama sekali tidak mungkin dia bisa mendengarnya sebagai ISIS. Aishah bukan nama yang tidak dikenal dan aku mengulanginya berkali-kali,’’ ujar dia seperti dilansir CNN, Rabu (8/7).

Aishah melanjutkan, penampilan Muslimahnya yang berjilbab seakan dikaitkan dengan ISIS dan kepercayaan radikal di Irak dan Suriah. Ia tak menampik, ketika melihat tulisan itu, dirinya tak luput dari amarah.

"Saya merasa diremehkan dan dihina. Ini adalah kata yang menghancurkan reputasi Muslim di seluruh dunia. Saya tidak percaya di zaman sekarang ini, sesuatu seperti ini dapat dianggap dapat diterima. Tidak apa-apa." katanya.

Alih-alih mendapat respons yang sesuai, Aishah menambahkan, dirinya hanya diberi minuman baru dan kupon 25 dolar AS sebelum akhirnya dikawal petugas keamanan untuk keluar dari gerai. Menurut Aishah, tak ada tindakan dan sanksi atas diskriminasi yang didapat barista itu.

CAIR-MN menyerukan untuk pemecatan dua karyawan Starbucks terkait. Namun demikian, keluhan pada Target belum ditanggapi. 

Namun demikian, dalam pernyataanya kepada CNN, juru bicara Target mengatakan telah menyelidiki masalah tersebut. Jubir menambahkan, hal itu merupakan tindakan tidak disengaja dan merupakan kesalahan yang disayangkan dan dirasa cukup setelah diberi klarifikasi sederhana.

"Kami mengambil tindakan yang sesuai dengan anggota tim, termasuk pelatihan tambahan, untuk memastikan ini tidak terjadi lagi." kata Jubir itu.

Starbucks yang menolak mengomentari itu, juga ditegaskan oleh Jubir, menurutnya jika ada kesalahan, sepenuhnya itu dijalankan dan dioperasionalkan oleh Target.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement