REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha PT Tuban Petrochemical Industries (Tuban Petro), yakni PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) akan mulai memproduksi elpiji semenjak diberikan hak kelola kilang Elpiji milik PT Tuban LPG Indonesia dari negera. Direktur Utama Tuban Petro Sukriyano menyampaikan, pabrik elpiji TLI mampu memproduksi LPG (Liquified Petroleum Gas) sebanyak 20 ton per jam.
Alhasil dalam sehari, perseroan mampu memproduksi elpiji sebanyak 480 ton. Sehingga produksi dalam setahun dapat mencapai 175.200 ton. Kilang TLI ini mendapat pasokan bahan baku dari gas buang hasil proses produksi TPPI yang kemudian diproses menjadi elpiji.
“Jika tidak ada pabrik elpiji, maka kapasitas produksi yang saya sebutkan tadi, hanya akan terbuang ke udara. Sementara jika diintegrasikan, dapat diubah menjadi elpiji, hasilnya dapat dijual di dalam negeri sehingga mengurangi impor dan TPPI mendapat sumber pemasukan baru yang dapat mendorong kinerja keuangan menjadi lebih baik,” ujar Sukriyanto, dalam siaran pers, Rabu (8/7).
Sukriyanto menambahkan, saat ini Tuban Petro sebagai perpanjangan tangan Pertamina berkomitmen untuk melaksanakan penugasan Pemerintah untuk melakukan peningkatan kapasitas produksi PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) melalui Revamp Platformer dan Revamp Aromatik yang akan selesai tepat waktu. Revamp platforming bertujuan meningkatkan kapasitas pengelolaan unit platforming dari 50 ribu barrel per hari menuju 55 ribu barrel per hari.
Revamp Aromatik adalah untuk memproduksi 780 ribu ton per tahun paraxylene dari kapasitas saat ini sebesar 600 ribu ton. Hal ini dilakukan untuk menaikkan pendapatan perusahaan dan memenuhi kebutuhan domestik paraxylene serta menurunkan impor.
Pengintegrasian kilang aromatic dengan olefin dan downstream di kompleks TPPI akan meningkatkan efisiensi produksi serta daya saing. Hal ini merupakan langkah strategis yang akan dilakukan Pertamina, menyusul masuknya Pertamina sebagai pemegang saham Tuban Petro pada akhir tahun lalu.
Semua langkah strategi tersebut ditujukan untuk meningkatkan produktivitas, profitabilitas dan sustainabilitas perusahaan. Pertamina melalui TubanPetro telah menyuntikkan modal ke TPPI sebesar 70 juta dolar AS di mana 35 juta dolar AS digunakan untuk sebagian pembiayaan proyek revamping.
Menurut Sukriyanto, pengembangan-2 yang akan dilakukan adalah dalam rangka meningkatkan performance group dan mendukung roadmap pengembangan petrokimia Pertamina yang terintegrasi dengan bisnis migas Pertamina yang ada selama ini, sehingga dimungkinkan untuk segera direalisasikan dalam waktu dekat.
Berbagai optimalisasi yang saat ini tengah dilakukan, menjadi bukti bahwa kebijakan restrukturisasi terhadap Tuban Petro merupakan langkah tepat. Kini, Tuban Petro konsisten melakukan perluasan kapasitas produksi di anak usaha. Perusahaan optimistis bahwa bisnis petrokimia ke depan akan tetap cerah.