Rabu 08 Jul 2020 18:05 WIB

Syarat Sukses Peradaban Islam Indonesia Menurut Azyumardi

Azyumardi Azra membeberkan syarat suksesnya peradaban Islam Indonesia.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Azyumardi Azra membeberkan syarat suksesnya peradaban Islam Indonesia.
Foto: dok Republika
Azyumardi Azra membeberkan syarat suksesnya peradaban Islam Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Cendekiawan Muslim, Prof Azyumardi Azra, menekankan konsolidasi umat Muslim dapat membantu membangun peradaban Islam di Indonesia. Dalam membangun peradaban, salah satu prasyaratnya adalah hadirnya pengetahuan.  

"Pra-syarat bagi kemajuan peradaban adalah ilmu pengetahuan. Kalau untuk zaman saat ini, perlu ditambah menjadi ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Azyumardi Azra dalam webinar nasional "Membangun Peradaban Islam Berbasis Masjid", Rabu (8/7).  

Baca Juga

Di zaman serba modern ini, ilmu pengetahuan saja tidak cukup. Ilmu pengetahuan di berbagai bidang yang ditambah dengan teknologi, harus dimunculkan berupa inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi kemanusiaan. 

Dalam webinar yang digagas Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) Jakarta ini, Azyumardi Azra menyebut Indonesia telah memiliki banyak contoh, bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dibalut inovasi hadir dalam komunitas Muslim.  

Hal ini dilakukan Masjid Salman di Institut Teknik Bandung (ITB), yang beberapa waktu lalu menghasilkan mesin pompa udara atau ventilator. Pembuatan mesin ini dilakukan secara bersama-sama antara akademisi di ITB, YPM Masjid Salman, dan civitas akademika Universitas Padjajaran (Unpad).

"Inilah bagaimana pengetahuan dan teknologi menghasilkan inovasi yang bermanfaat pada kemajuan peradaban," ujarnya.  

Syarat lainnya dalam membangun peradaban adalah hadirnya kemajuan ekonomi umat. Di Indonesia sendiri, hal ini masih menjadi tantangan.  

Azyumardi Azra menyebut, lebih dari 75 persen aset yang ada di Indonesia dikuasai oleh 5 persen orang terkaya di negara ini. Meski demikian, pada saat yang sama terjadi pertumbuhan kelas menengah Muslim yang jumlahnya juga cukup besar. 

Dengan kemampuan ekonomi yang ada, kelas menengah ini mampu memberikan sumbangan yang besar bagi kemajuan kelembagaan Islam dalam 30 tahun terakhir. Hal ini terbukti dengan kemunculan masjid-masjid besar dan bagus di berbagai pelosok negara.  

Syarat berikutnya, untuk mewujudkan peradaban umat Muslim adalah hadirnya sistem politik yang adil. Indonesia, dengan jumlah Muslim terbanyak, harus merasa bersyukur.  

Kepemimpinan di negara ini disebut selalu dekat dan memberi perhatian kepada Islam dan Muslim. Pada zaman Suharto, contohnya, pendidikan di pelosok diberi perhatian, termasuk dengan munculnya proyek sekolah instruksi presiden atau Inpres. 

Terakhir, Islam dengan pendekatan wasathiyah atau jalan tengah tak boleh ketinggalan. Kondisi rukun, damai serta harmonis dapat membantu melaksanakan pembangunan yang baik. 

"Manfaat pembangunan, baik ekonomi, sosial, atau lainnya, yang mendapat manfaat terbesar adalah Muslim. Terlebih Muslim merupakan mayoritas populasi di Indonesia," ucap Azyumardi Azra. 

Tanggung jawab umat Muslim untuk memelihara dan menjaga Islam dengan kekuatan Islam wasathiyah. Jika keluar jalur, Indonesia bisa terjerumus konflik dan kekerasan. Hal ini banyak terjadi di Timur Tengah dan Asia Selatan.  

Masjid harus dipastikan menjadi pusat sosialisasi pengembangan Islam wasathiyah. Jangan sampai masjid menjadi pusat politik partisan dan memunculkan golongan yang dapat memecah belah umat.  

Masjid bisa menjadi tempat mengajarkan konsep-konsep politik Islam yang dikembangkan oleh alim ulama. Namun, masjid bukan tempat mendorong jamaah melakukan aksi politik partisan. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement