REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P Joewono menyampaikan komitmen BI dalam pengembangan ekonomi syariah. Doni yang saat ini menjabat Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Sumber Daya Manusia itu mengatakan, BI memiliki tiga strategi dalam mendorong ekonomi syariah.
"Dorongan ada pada pemberdayaan ekonomi syariah, pendalaman pasar keuangan syariah, dan penguatan edukasi, asesmen dan riset ekonomi syariah," katanya kepada anggota DPR, Rabu (8/7).
Doni menyampaikan, selama ini BI mendorong penguatan dari sisi suplai. Ia mengibaratkan ekonomi syariah sebagai sebuah bus sehingga harus dicari penumpangnya. Maka dari itu, BI mengembangkan holding pesantren yang dapat menjadi suplai bagi keuangan syariah.
Potensi pesantren sangat besar sehingga bisa mendorong ekonomi syariah di Indonesia. Pengembangan dari sektor riil ini memungkinkan bagi BI karena kebijakan perbankan saat ini ada pada Otoritas Jasa Keuangan.
Pilar-pilar pengembangan ekonomi syariah ini didistribusikan tugasnya secara meluas hingga ke daerah. Doni yang banyak menyentuh kebijakan di lapangan menyadari pentingnya peran daerah dalam mentransmisikan kebijakan BI, tak terkecuali di bidang ekonomi syariah dengan holding pesantren ini.
"Kami koordinasi saat di daerah dengan pusat untuk pilot project holding pesantren di Jawa Barat, yang sekarang hasilnya sudah bagus sekali, bisa pasok ke pasar modern dan omzetnya bisa capai Rp 1 miliar," katanya.
Ia menilai pengembangan seperti ini perlu diteruskan, sekaligus untuk meningkatkan kualitas dari UMKM Indonesia. Di masa pandemi, UMKM sangat perlu perhatian sebagai pihak yang terimbas cukup parah. UMKM perlu pendampingan agar bisa menghadapi pasar di era new normal.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melakukan rangkaian uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test terhadap tiga calon Deputi Gubernur Bank Indonesia pada Selasa-Rabu di Jakarta. Tiga kandidat diantaranya Juda Agung, Aida S Budiman, dan Doni P Joewono.