Rabu 08 Jul 2020 19:01 WIB

WHO Akui Bukti Baru Corona Menyebar Lewat Partikel di Udara

WHO mengakui ada bukti virus corona dapat disebarkan lewat partikel di udara

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. WHO mengakui ada bukti virus corona dapat disebarkan lewat partikel di udara.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. WHO mengakui ada bukti virus corona dapat disebarkan lewat partikel di udara.

REPUBLIKA.CO.ID, COLORADO -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui ada bukti yang muncul bahwa virus corona dapat disebarkan oleh partikel-partikel kecil yang melayang di udara. Menurut pejabat WHO, penularan melalui udara tidak dapat dikesampingkan dalam ruang yang padat, tertutup, atau berventilasi buruk. Jika bukti ini dikonfirmasi, ini dapat memengaruhi pedoman untuk jarak dalam ruangan.

Dilansir BBC pada Rabu (8/7), sebuah surat terbuka dari lebih dari 200 ilmuwan menuduh WHO meremehkan kemungkinan penularan melalui udara. WHO sejauh ini mengatakan bahwa virus ditularkan melalui droplet (percikan) ketika orang batuk atau bersin.

Baca Juga

"Kami ingin mereka mengakui bukti," ujar Jose Jimenez, ahli kimia di University of Colorado yang menandatangani surat tersebut.

"Ini jelas bukan serangan terhadap WHO. Ini debat ilmiah, tetapi kami merasa kami harus mengumumkannya kepada publik karena mereka menolak untuk mendengar bukti setelah banyak percakapan dengan mereka," jelas Jimenez.

Menurut Profesor Benjamin Cowling dari Universitas Hong Kong, temuan itu memiliki implikasi penting. Ia menjelaskan dalam pengaturan layanan kesehatan, jika penularan aerosol (lewat udara) menimbulkan risiko, maka petugas layanan kesehatan harus benar-benar mengenakan peralatan pencegahan terbaik.

Dia mengungkapkan sebenarnya WHO mengatakan bahwa salah satu alasan mereka tidak tertarik untuk berbicara tentang penularan aerosol dari Covid-19 adalah karena tidak ada cukup jenis masker khusus untuk banyak bagian dunia.

"Dan di masyarakat, jika kita berpikir tentang transmisi aerosol menjadi risiko tertentu, maka kita perlu berpikir tentang bagaimana mencegah peristiwa penyebaran super yang lebih besar, wabah yang lebih besar dan yang terjadi di lingkungan dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk, sempit, dan kontak jarak dekat berkepanjangan," jelas Cowling.

Pejabat WHO telah memperingatkan bahwa bukti tersebut masih awal dan memerlukan penilaian lebih lanjut. Pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, Benedetta Allegranzi, mengatakan bahwa bukti yang muncul dari penularan virus corona melalui udara di lingkungan padat, tertutup, berventilasi buruk, tidak dapat dikesampingkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement