Rabu 08 Jul 2020 21:07 WIB

Jadi Global Goepark, Kaldera Toba Diminta Jaga Kebersihan

Kaldera Toba ditetapkan sebagai UNESCO global geopark.

UNESCO tetapkan Kaldera Toba di Provinsi Sumatera jadi Global Geopark, Paris, Selasa (7/7)
Foto: dok KBRI Paris
UNESCO tetapkan Kaldera Toba di Provinsi Sumatera jadi Global Geopark, Paris, Selasa (7/7)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi minta semua standar pengelolaan, termasuk kebersihan di geopark Kaldera Toba bisa dijaga dengan baik. Kawasan itu ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis, Selasa (2/7).

"Ke depan semua standar pengelolaan, termasuk kebersihan harus dijaga. Itu yang selalu diminta Pak Menko (Luhut Binsar Pandjaitan). Setiap geosite harus ada kapasitas umum terstandar. Itulah yang kami coba kontrol," kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Safri Burhanuddin, Rabu (8/7).

Baca Juga

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan merupakan Ketua Dewan Pengarah Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI). Safri menjelaskan proses Kaldera Toba menjadi Global Geopark merupakan usaha panjang pemerintah sejak 2015. Pada 2017, inisiasi menjadikan Kaldera Toba sebagai geopark dunia juga gagal karena belum terbentuknya manajemen secara rapi.

"Berdasarkan pengalaman itu, kami terus genjot dan kami tekankan kalau manajemen itu yang utama. Jangan sampai gagal lagi," katanya.

Safri juga menuturkan pihaknya terus mendorong pengelolaan yang lebih baik termasuk juga meminta adanya edukasi publik soal geopark Kaldera Toba. Demikian pula soal standarisasi pemandu wisata.

Ke depan, pemerintah akan mendukung agar geopark Belitung bisa menyusul lima geopark Indonesia yang kini statusnya menjadi UNESCO Global Geopark lainnya, yakni Batur, Cileutuh, Gunung Sewu, dan Rinjani.

Menurut Safri, geopark Belitung unik karena wilayahnya yang mencakup perairan, berbeda dengan geopark lainnya yang berupa dataran. "Belitung itu sudah jadi geopark nasional sejak tiga tahun lalu dan diajukan ke UNESCO juga bersamaan dengan Kaldera Toba," katanya.

Safri berharap Belitung bisa jadi contoh taman bumi yang unik untuk jadi standar geopark dunia. Selain itu, geopark Belitung yang juga mencakup beberapa pulau kecil sekitarnya menggambarkan karakter Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

"Raja Ampat, Halmahera, Pulau Komodo itu juga ke depan akan kita usulkan jadi geopark nasional karena lokasinya menarik," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement