Rabu 08 Jul 2020 21:12 WIB

3.000 Migran Melbourne Jalani Lockdown di Bawah Pengawasan

Ribuan migran di Melbourne jalani lockdown di bawah pengawasan polisi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Seorang paramedis berjalan di luar menara perumahan umum di Melbourne Utara, Australia,Rabu (8/7). Ribuan migran di Melbourne jalani lockdown di bawah pengawasan polisi. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE / JAMES ROSS
Seorang paramedis berjalan di luar menara perumahan umum di Melbourne Utara, Australia,Rabu (8/7). Ribuan migran di Melbourne jalani lockdown di bawah pengawasan polisi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Melbourne kembali menerapkan lockdown atau penguncian yang cukup ketat menyusul naiknya jumlah penularan Covid-19. Penguncian ini membuat 3.000 orang yang tinggal di tower perumahan umum harus mendapatkan penjagaan ketat dari kepolisian.

Para penghuni di sembilan tower perumahan umum tersebut tidak dapat meninggalkan tempat tinggal mereka dengan alasan apa pun. Mayoritas penduduk di tower perumahan umum merupakan migran yang datang sebagai pengungsi dari negara-negara Afrika, Vietnam, dan China. Mereka memiliki penghasilan terbatas dan sebagian besar tidak bisa berbahasa Inggris.

Baca Juga

Selain migran, tower tersebut juga dihuni keluarga muda dan pensiunan. Banyak penduduk di tower itu yang mencoba untuk keluar secara diam-diam, namun mereka dihentikan oleh polisi.

Perdana Menteri Negara Bagian Victoria Daniel Andrews mengatakan, beberapa orang yang tinggal di tower tersebut merupakan golongan paling rentan terkena infeksi virus corona. Andrews mengatakan, pemerintah akan menyediakan pasokan penting bagi para penduduk di tower perumahan umum itu.

Di luar tower perumahan umum, sekelompok masyarakat tampak mengorganisasi makanan dan persediaan untuk penduduk setempat. Para pejabat kesehatan menerangkan risiko penyebaran virus di tower tersebut sangat tinggi. Tower itu hanya memiliki lift tunggal dan lorong yang sempit. 

Sejumlah penduduk di tower perumahan umum itu merasa marah dengan perlakuan yang diberikan oleh pihak berwenang kepada mereka. Dalam beberapa kasus, sejumlah paket makanan diletakkan di depan pintu atau lobi di lantai bawah tanpa pemberitahuan.

"Tidak ada rasa hormat dan martabat. Setelah perdana menteri mengumumkannya, kami sudah dijaga oleh polisi," ujar Dima Abdu, salah satu siswa yang tinggal di tower tersebut, dilansir BBC.

Petugas kesehatan yang berada di tower perumahan umum itu terus melakukan pengujian virus corona. Sejak Sabtu, setidaknya ditemukan 75 kasus positif virus corona.

Aturan lockdown diperketat di sepuluh kawasan pinggiran pusat kota Melbourne yang akan dilakukan hingga 29 Juli 2020. Warga yang tinggal di 10 kawasan hotspot Victoria tidak diperbolehkan keluar rumah, kecuali untuk sekolah, bekerja, merawat orang lain, berolahraga, dan memenuhi kebutuhan makanan. Warga Melbourne yang tinggal di kawasan hotspot dengan angka penularan virus Corona tinggi telah ditolak masuk oleh sejumlah negara bagian lain di Australia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement