Rabu 08 Jul 2020 21:19 WIB

Terancam Kering, Air Irigasi Selamatkan Ribuan Hektar Sawah

Inspeksi yang dilakukannya merupakan ikhtiar bersama dari unsur pimpinan daerah

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat bersama dengan Forkopimda terjun langsung menyusuri beberapa pintu air untuk memastikan air benar-benar sampai ke areal persawahan, yang semula mengalami ancaman kekeringan, Rabu (8/7).
Foto: dok Diskominfo Indramayu
Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat bersama dengan Forkopimda terjun langsung menyusuri beberapa pintu air untuk memastikan air benar-benar sampai ke areal persawahan, yang semula mengalami ancaman kekeringan, Rabu (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU-–Para petani di Kecamatan Kandanghaur dan sejumlah kecamatan lainnya di Kabupaten Indramayu kini bisa bernafas lega. Tanaman padi milik mereka yang semula terancam mati akibat kekeringan, kini sudah mulai terairi dari saluran irigasi. "Alhamdulillah air sudah datang tadi malam (Rabu) pukul 01.00 WIB," kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono kepada Republika, Rabu (8/7).

Waryono mengatakan, air yang digelontorkan ke saluran irigasi itu bisa memenuhi kebutuhan pengairan di wilayahnya yang mengalami kekeringan. Dengan adanya pasokan air yang cukup, untuk saat ini ribuan hektare tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur bisa terselamatkan. "Untuk saat ini memang selamat. Tapi perjalanan musim tanam gadu ini masih 60 hari lagi. Kami berharap pasokan air selalu cukup," tukas Waryono.

Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat bersama dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), juga terjun langsung menyusuri beberapa pintu air untuk memastikan air benar-benar sampai ke areal persawahan, yang semula mengalami ancaman kekeringan, Rabu (8/7).

Dengan mengendarai motor trail di atas jalan tanah berlumpur dan aspal, Plt bupati dan rombongan menyusuri sedikitnya enam pintu air. Dari titik awal di Kecamatan Cikedung, rombongan langsung menuju pintu air BT 15 di Blok Jatok.

Setelah itu, rombongan menyusuri tanggul yang becek menuju pintu air BT 16 dan melihat langsung kondisi sipon yang memotong arus sungai Cipanas di Kecamatan Terisi. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju pintu air BT 17.

Sampai di pintu air BT 18, Taufik dan rombongan melihat masalah serius berupa arus air yang menuju ke Kecamatan Gabuswetan terhambat oleh rel kereta api. Akibatnya, pasokan air mengalami penurunan debit dan distribusi air ke wilayah-wilayah hulu terganggu.Tak hanya penurunan debit, di pintu air itu juga banyak sampah yang bertumpuk karena terhalang oleh rel kereta api.

Selesai dari pintu BT 18, mereka menuju Bendung Sumur Watu (SW) dan Sipon SW 1. Di tempat itu, terlihat sedimentasi yang sangat parah. Tak hanya itu, sipon SW 1 juga mengalami kerusakan yakni bocor/jebol sehingga dorongan air tidak maksimal dan melebar kemana-mana.

Taufik mengatakan, inspeksi yanga dilakukannya itu merupakan ikhtiar bersama dari unsur pimpinan daerah agar petani bisa panen dan menikmati hasilnya. "Alhamdulilah air sekarang sudah masuk dan sampai ke wilayah hulu, yakni Kecamatan Gabuswetan, Losarang, dan Kandanghaur," kata Taufik.

Pernyataan Taufik dibenarkan masing-masing camat yang wilayahnya semula mengalami kesulitan air. Camat Kandanghaur, Iim Nurahim, mengatakan, air sudah masuk ke wilayahnya sejak Senin (6/7) lalu. Kini para petani di wilayahnya bersemangat kembali untuk menuntaskan musim tanam gadu hingga panen nantinya. "Kami berterima kasih atas upaya dan kerja keras pimpinan untuk mengalirkan air ke wilayah kami," tutur Iim.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement