Kamis 09 Jul 2020 02:59 WIB

Disdik Depok Berharap PJJ Tetap Sesuai Kurikulum

Kegiatan belajar virtual diharapkan memiliki pengembangan kurikulum.

Rep: Rusdi Nurdiansyah/ Red: Muhammad Hafil
Disdik Depok Berharap PJJ Tetap Sesuai Kurikulum. Foto ilustrasi: Seorang siswi di AS sedang menggunakan teknologi virtual saat belajar (ilustrasi).
Foto: VOA
Disdik Depok Berharap PJJ Tetap Sesuai Kurikulum. Foto ilustrasi: Seorang siswi di AS sedang menggunakan teknologi virtual saat belajar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok menargetkan adanya perubahan dalam program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diterapkan di masa pandemi Covid-19. Kegiatan belajar secara virtual tersebut diharapkan memiliki tujuan terhadap pengembangan kurikulum.

Kepala Disdik Kota Depok, Mohammad Thamrin mengatakan, metode belajar dari rumah ini sudah dilakukan sejak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kali ini, dirinya berharap pelaksanaan PJJ lebih terarah.

Baca Juga

"Kita harus punya strategi dan langkah dalam menyusun pedoman PJJ. Karena kegiatan ini akan dilakukan selama satu semester ke depan, sehingga harus lebih serius," ujar Thmarin usai memberikan penyuluhan mengenai PJJ di SMPN 22 Kota Depok, Rabu (8/7).

Dia menambahkan, karena itu, dalam rangka mempersiapkan PJJ di tahun ajaran baru, dirinya mempersilakan kepada satuan pendidikan untuk memberikan pembekalan terhadap para guru. "Meskipun, pedoman KBM di masa new normal, saat ini terus disosialisasikan," terang Thamrin.

Kepala SMPN 22 Kota Depok, Afrida berkomitmen akan menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan target kurikulum. Meski, pembelajaran dilakukan secara virtual.

"Misalkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), bab salat, target kurikulumnya adalah siswa dapat melaksanakan salat dengan baik dan bacaannya sempurna. Jadi target kurikulumnya tetap kita arahkan ke sana," jelasnya.

Lanjut Afrida, mengenai teknis pembelajaran, pihaknya memberikan kebebasan kepada para guru untuk memilih media online yang paling dikuasai. Minimal dua media online, baik  microsoft office 365, google meeting, class room, atau aplikasi Zoom. "Nanti guru tetap masuk ke sekolah, agar proses KBM bisa kami pantau," terangnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement