REPUBLIKA.CO.ID, SANTO DOMINGO - Badan pemilihan umum di Republik Dominika pada Selasa (7/7) menetapkan Luis Abinader sebagai presiden terpilih. Ia memenangi suara mayoritas dan melengserkan dominasi Partai Pembebasan Rakyat Dominika (PLD) yang telah cukup lama berkuasa.
Abinader merupakan ketua Partai Revolusioner Modern (PRM), oposisi pemerintah. Berdasarkan hasil hitung suara yang hampir selesai, Abinader mendapatkan 52,53 persen suara, sementara calon presiden dari partai penguasa Gonzalo Castillo menerima 37,48 persen suara.
Castillo telah lebih dulu mengakui kekalahannya dari Abinader, Senin (6/7), setelah pemilihan umum di Republik Dominika dibayang-bayangi oleh kesulitan menghadapi pandemi Covid-19. Republik Dominika, negara dengan 10,4 juta penduduk, yang berbagi wilayah dengan Haiti di Pulau Hispaniola, melaporkan lebih dari 38 ribu kasus positif dan 821 korban jiwa akibat Covid-19.
Kemenangan Abinader pun menandai berakhirnya kekuasaan PLD selama 16 tahun. Selama PLD berkuasa, Republik Dominika sempat jadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terkuat di Amerika Latin. Namun, Republik Dominika juga menghadapi banyak kasus korupsi dan masalah kesenjangan.