Rabu 08 Jul 2020 22:29 WIB

Warga Diimbau Gunakan Wadah Ramah Lingkungan untuk Qurban

Penggunaan wadah ramah lingkungan dapat mengurangi penggunaan plastik.

Daging kurban dalam besek bambu (ilustrasi). Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk lebih memilih menggunakan wadah ramah lingkungan saat membagikan daging hewan kurban ke masyarakat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Daging kurban dalam besek bambu (ilustrasi). Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk lebih memilih menggunakan wadah ramah lingkungan saat membagikan daging hewan kurban ke masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk lebih memilih menggunakan wadah ramah lingkungan saat membagikan daging hewan qurban ke masyarakat. Penggunaan wadah ramah lingkungan dapat mengurangi penggunaan plastik.

“Penggunaan wadah ramah lingkungan sangat disarankan saat pembagian daging hewan qurban. Setidaknya bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Rabu (8/7).

Baca Juga

Menurut dia, ada banyak wadah ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan oleh panitia penyembelihan hewan qurban saat membagikan daging qurban. Di antaranya besek atau wadah dari anyaman bambu, dibungkus menggunakan daun jati, bungkus daun pisang, atau masyarakat membawa wadah dari rumah.

“Kami akan mulai intensif melakukan sosialisasi atau kampanye penggunaan wadah ramah lingkungan saat pembagian daging hewan qurban,” katanya.

Pada tahun lalu, DLH Kota Yogyakarta mencatat, sudah ada 19 masjid yang membagi daging qurban dengan memanfaatkan wadah ramah lingkungan. Misalnya, besek, daun pisang dan daun jati, serta delapan sekolah yang memanfaatkan besek, daun serta kertas dan wadah dari rumah.

Meskipun pada tahun lalu belum banyak panitia hewan qurban yang memanfaatkan wadah ramah lingkungan, ia berharap jumlah penggunaan wadah ramah lingkungan bisa meningkat tahun ini. Selain itu, ia juga mengingatkan agar panitia hewan qurban tidak mencuci jeroan hewan di sungai karena akan semakin mencemari lingkungan apalagi kandungan bakteri e-coli di seluruh sungai di Kota Yogyakarta sangat tinggi.

“Kandungan bakteri e-coli di sungai sudah lebih dari 10 kali lipat di atas ambang batas. Sehingga penggunaan air sungai untuk mencuci jeroan juga tidak baik. Sungai pun akan semakin tercemar,” katanya.

Ia berharap, panitia penyembelihan hewan qurban menyiapkan semacam lubang galian di tanah untuk mengelola limbah hewan qurban.

Sebelumnya, Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan sudah menyiapkan protokol kesehatan yang menyeluruh untuk penjualan, penyembelihan, dan pembagian hewan qurban. “Harapannya, seluruh kegiatan menjelang dan selama Idul Adha tersebut berjalan aman dan tidak terjadi penularan virus corona,” katanya.

Ia menyarankan agar penyembelihan hewan kurban dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan Yogyakarta.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement