REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Kalangan petani kopi yang ada di Desa IV Suku Menanti, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, meminta pemerintah daerah setempat untuk fokus mengembangkan usaha tanaman yang menjadi produk andalan wilayah itu.
Ketua Kelompok Setia Tani Dusun V Desa IV Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran, Lismawan yang biasa dipanggil Cak Wan saat dihubungi di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan jika desa mereka saat ini sudah dicanangkan sebagai kampung kopi dan menjadi salah satu lokasi wisata kebun kopi di Provinsi Bengkulu.
"Harapan kita pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi bisa fokus dalam pengembangan program ini sesuai dengan target yang direncanakan sebelumnya, jangan setengah-setengah sehingga programnya bisa sukses," kata dia.
Dia menambahkan, Desa IV Suku Menanti berada di atas ketinggian 1.200 Mdpl sehingga cocok untuk pengembangan tanaman kopi, di mana luasan kebun kopi yang ada di tempat ini lebih dari 1.000 hektare dengan jenis kopi terbanyak adalah robusta.
Sedangkan untuk hasil yang bisa didapatkan setiap kali musim panen dalam satu hektarenya kata Cak Wan, bisa mencapai 3 ton biji kopi kualitas asalan yang proses pemanenannya selama satu musim bisa dilakukan sampai empat kali, karena buahnya masak tidak bersamaan.
Kopi yang dikembangkan oleh petani di Desa IV Suku Menanti itu sendiri merupakan kopi stek yang berasal dari beberapa klon diantaranya klon Sintaro 1, 2, 3, klon lanang dan lainnya.
Sementara itu, upaya pemasaran hasil perkebunan ini kata dia, sebagian mereka olah menjadi kopi bubuk yang mereka beri nama kopi star, dengan menggunakan kemasan alumunium foil ukuran kecil yang dijual Rp5.000 hingga kemasan ukuran 200 gram seharga Rp25.000.
Kopi olahan ini mereka pasarkan dalam Kecamatan Sindang Dataran dan kecamatan terdekat, dengan jumlah produksi per bulan sebanyak 100 kg. Selain itu mereka juga menjual dalam bentuk biji kopi atau green been dengan tujuan Kota Bengkulu dan wilayah lainnya.
"Kami berterima kasih kepada dinas perkebunan yang selalu mendampingi kami dan ikut mempromosikan produk kami ini. Kami juga berharap dinas Disperindag Kabupaten Rejang Lebong bisa membantu kami untuk memasarkan hasil produksi pertanian lokal terutama kopi," ujar dia berharap.
Berdasarkan data dari Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong menyebutkan produksi biji kopi asal daerah itu pada 2019 lalu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, di mana untuk kopi jenis robusta total produksinya mencapai 17.795,01 ton, meningkat dari 2018 sebanyak 15.739,92 ton, dengan luas lahan mencapai 23.103 hektar.
Sedangkan untuk kopi jenis arabika pada 2018 menghasilkan sebanyak 179,250 ton, dan kemudian pada 2019 naik menjadi 187,71 ton , dengan luas areal tanam mencapai 519 hektar.