REPUBLIKA.CO.ID, JIND -- Kepedihan datang bertubi-tubi kepada keluarga Muslim di Desa Gulkani, Kota Jind, Negara Bagian Haryana, India. Anak perempuan Joginder meninggal di usia 13 tahun dan mereka kesulitan memakamkannya.
Musababnya, pemakaman untuk Muslim di desa itu tergenang air. Suatu kondisi yang telah menyulitkan keluarga Muslim di sana selama 10 tahun terakhir.
Sejak kematian putrinya itu pada Senin (6/7) pagi, Joginder terus berupaya mencari tempat pemakaman lain hingga sore. Namun, sejumlah pihak yang ditemuinya tak ada yang memberikan bantuan. Begitu pun juga pemerintah setempat.
Hingga akhirnya satu keluarga Hindu di sana mengulurkan tangan. Mereka menjadi jawaban atas upaya dan doa Joginder. Keluarga Hindu itu mengikhlaskan sebagian tanah ladang mereka dekat krematorium sebagai tempat peristirahatan terakhir putri Joginder.
"Pemerintah distrik tidak mampu memenuhi permintaan kami. Kami telah berupaya mencari tanah yang tak tergenang air, tapi tak ada yang memberikan solusi. Hari ini, keluarga Hindu datang dan menawarkan sebidang tanah dekat krematorium," kata Jorginder kepada Times of India.
Padahal, keluarga petani itu hendak mengaliri ladang tersebut dengan air setelah datang giliran mendapatkan air kanal. Namun, mereka memilih memberikan tanah itu untuk pemakaman.
"Sementara itu, otoritas setempat gagal mengatasi permasalahan yang telah berlarut-larut ini. Seorang tetangga telah menolong kami kali ini. Kami ingin solusi permanen atas permasalahan ini," ucap Jorginder.
Kepala desa setempat, Jaideep Singh, mengatakan, masyarakat di sana memang hidup dengan harmonis. Sebanyak 16 kasta hidup di sana dengan semangat persaudaraan.
Terkait area pemakaman Muslim yang tergenang air, Singh menyebut hal itu karena hujan berkepanjangan. "Saya telah mengutus dua orang untuk mengeringkan area pemakaman itu dan mengalirkan airnya menggunakan pipa ke lahan terdekat. Kami akan segera membuat pengaturan agar keluarga Muslim kami tidak lagi menghadapi masalah di kemudian hari," kata Singh.