REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kelly Craft, mendesak rekan-rekan di Dewan Keamanan (DK) untuk menentang upaya Rusia memotong akses perbatasan pengiriman bantuan ke jutaan warga sipil Suriah, Rabu (8/7). Dia menyatakan keputusan tersebut menunjukan pilihan kebaikan melawan kejahatan.
"Ini adalah baik versus jahat, ini adalah benar versus salah dan itu adalah hal yang benar untuk dilakukan untuk menentang naskah Rusia," kata Craft.
Pernyataan Craft muncul setelah sehari sebelumnya Rusia dan China menyatakan veto. Veto ini dilakukan untuk menghalangi lembaga beranggotakan 15 negara itu memperpanjang persetujuan selama satu tahun dalam pengiriman bantuan ke Suriah dari Turki melalui dua perlintasan perbatasan. Rusia kemudian mengajukan penawaran dengan akan menyetujui salah satu dari penyeberangan itu untuk akses bantuan selama enam bulan.
"Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan agar benar-benar bekerja agar kedua penyeberangan perbatasan tetap terbuka. Kami berbicara tentang perbedaan antara hidup dan mati untuk jutaan warga Suriah," kata Craft.
Craft menuduh Rusia dan China ingin mengakhiri semua bantuan kemanusiaan lintas batas untuk Suriah dalam upaya membantu menopang pemerintah Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Sedangkan, Rusia dan China berpendapat bahwa pengiriman bantuan lintas-perbatasan tidak diperlukan karena wilayah-wilayah itu dapat diakses dari dalam wilayah Suriah. Untuk menggagalkan keinginan kedua negara itu, Craft menyatakan telah melobi negara lain untuk mendukung rencana mempertahankan dua perlintasan perbatasan.
Operasi bantuan lintas-batas selama lebih dari enam tahun ini akan disahkan pada Jumat (10/7). Jika resolusi Rusia gagal dengan meminta hanya satu lintas perbatasan dan bertahan enam bulan saja, negara ini dapat mengajukan proposal baru untuk pemungutan suara. Resolusi membutuhkan sembilan suara yang mendukung dan tidak ada veto oleh Rusia, China, AS, Prancis, atau Inggris.