Kamis 09 Jul 2020 13:55 WIB

Uni Eropa Sumbang Rp 371 Miliar untuk Masyarakat Palestina

Warga Palestina dinilai semakin terancam oleh kekerasan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Sebuah bendera Israel berkibar di atas rumah milik Yahudi di lingkungan Palestina di Silwan di Yerusalem timur, Rabu, 1 Juli 2020. Para pemimpin Israel melukiskan Yerusalem sebagai model koeksistensi, ibukota persatuan, abadi orang-orang Yahudi, tempat minoritas memiliki hak yang sama. Tetapi warga Palestina menghadapi diskriminasi yang meluas, sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan dan banyak yang hidup dalam ketakutan akan dipaksa keluar.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Sebuah bendera Israel berkibar di atas rumah milik Yahudi di lingkungan Palestina di Silwan di Yerusalem timur, Rabu, 1 Juli 2020. Para pemimpin Israel melukiskan Yerusalem sebagai model koeksistensi, ibukota persatuan, abadi orang-orang Yahudi, tempat minoritas memiliki hak yang sama. Tetapi warga Palestina menghadapi diskriminasi yang meluas, sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan dan banyak yang hidup dalam ketakutan akan dipaksa keluar.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS — Uni Eropa akan memberikan bantuan dana sebesar 22,7 juta euro atau setara Rp 371 miliar (dengan kurs Rp 16.300 per euro) untuk masyarakat paling rentan di Palestina. Perhimpunan Benua Biru menilai warga Palestina semakin terancam oleh kekerasan dan kurangnya layanan penting.

Uni Eropa menilai, pandemi Covid-19 kian memperburuk situasi kemanusiaan di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Kendati wabah terus menyebar, pembongkaran rumah-rumah milik warga Palestina terus berlanjut.

Baca Juga

“Dalam masa-masa yang sulit ini, Uni Eropa berkomitmen membantu warga Palestina yang rentan menangkal ancaman terhadap kehidupan dan mata pencaharian mereka,” kata Komisaris Uni Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic, dikutip laman kantor berita Palestina WAFA pada Rabu (8/7). 

Sebagai pendonor kemanusiaan rutin bagi Palestina, Uni Eropa akan terus membantu masyarakat paling rentan, termasuk menyediakan perawatan kesehatan, pendidikan, dan air bersih. “Pelanggaran hukum humaniter inernasional yang mengakibatkan pemindahan paksa warga sipil, seringkali mencegah mereka mengakses layanan dasar serta mata pencaharian, perlu dihentikan,” ujar Lenarcic.

Dari 2,4 juta warga Palestina yang membutuhkan bantuan kemanusiaan, sebanyak 1,5 juta di antaranya tinggal di Jalur Gaza. Dengan dana bantuan terbaru, Uni Eropa memberikan bantuan keuangan kepada keluarga yang rentan.

Selain itu, Uni Eropa menawarkan pendidikan yang aman untuk anak-anak. Kebutuhan medis bagi warga Gaza yang diblokade juga akan coba disediakan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement