Kamis 09 Jul 2020 14:05 WIB

In Picture: Produksi Seragam SMA Kena Imbas Pandemi Covid-19

Produksi Seragam sekolah mengalami penurunan omzet mencapai 30 persen..

Rep: Thoudy Badai/ Red: Mohamad Amin Madani

Pekerja memilah pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pekerja memilih kain untuk pembutan pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7).

Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement