Kamis 09 Jul 2020 15:28 WIB

Konsumsi LPG Solo Raya Stabil, Avtur Masih di Bawah Normal

Penyaluran Avtur di bandara Adi Soemarmo, rata-rata sebesar 28 kiloliter per hari.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Friska Yolandha
Petugas melakukan pengisian bahan bakar avtur pada salah satu pesawat komersial di Apron Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (12/6).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Petugas melakukan pengisian bahan bakar avtur pada salah satu pesawat komersial di Apron Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region IV wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mencatat adanya peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis gasoline dan gasoil di wilayah Solo Raya. Namun, peningkatan belum diikuti dengan konsumsi bahan bakar pesawat udara yakni Avtur. 

Konsumsi avtur yang masih berada di bawah rata-rata normal terutama di Bandar Udara Adi Soemarmo Solo, Kabupaten Boyolali. Pjs General Manager Pertamina Marketing Operation Region IV, Rahman Pramono Wibowo, mengatakan, dari data yang tercatat pada Juli 2020, penyaluran Avtur di bandara Adi Soemarmo, kabupaten Boyolali rata-rata sebesar 28 kiloliter (KL) per hari. Angka tersebut masih 36 persen di bawah konsumsi harian pada masa normal sebelum pandemi pada Januari-Februari sebesar 44 KL per hari.

"Namun, angka ini memang sudah naik dibandingkan bulan April dan Mei 2020 lalu yang berkisar hanya 5-10 KL per hari," terang Pramono seperti tertulis dalam siaran pers, Kamis (9/7).

Sedangkan untuk konsumsi LPG, saat ini Pertamina di wilayah Solo Raya mencatat penyaluran masih di angka normal dan stabil yakni 750 metric ton (MT) per hari. Konsumsi LPG sebelum maupun selama wabah Covid-19 tercatat berada di antra 730-750 MT per hari.

"Artinya tidak ada kenaikan maupun penurunan yang signifikan, selain itu stok LPG sendiri aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," imbuh Pramono.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement