REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan, ekonomi Indonesia sepanjang semester kedua tahun ini mengalami kontraksi dengan rentang antara negatif 1,1 persen hingga negatif 0,4 persen. Prediksi tersebut turun signifikan dibandingkan realisasi semester pertama tahun lalu, yakni tumbuh positif 5,05 persen.
Sri menuturkan, kontraksi dikarenakan pandemi Covid-19 yang menuntut pemerintah untuk membuat kebijakan pembatasan aktivitas ekonomi dan sosial. Khususnya pada kuartal kedua atau periode April hingga Juni, ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diterapkan di banyak kota.
Sepanjang kuartal kedua, Sri memprediksi, ekonomi Indonesia tumbuh di zona negatif 3,8 persen. Angka ini turun tajam dibandingkan realisasi kuartal pertama tahun ini, 2,97 persen.
"Sehingga, semester pertama, range pertumbuhan ekonomi antara minus 1,1 persen sampai 0,4 persen," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (9/7).