REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang mungkin kerap bermimpi buruk di tengah situasi pandemi yang cukup sulit. Mimpi buruk yang dipicu oleh stres ternyata dapat dicegah dengan cara yang cukup sederhana.
"Pengalaman dan interaksi Anda sepanjang hari dapat memengaruhi mimpi Anda," jelas Direktur American Academy of Sleep Medicine Jennifer Martin, seperti dilansir Health 24.
Selama pandemi Covid-19, Martin mengatakan, tak sedikit orang yang menghabiskan waktu mereka untuk menonton berita atau membaca artikel yang menakutkan. Merupakan suatu hal yang alami bila ketakutan dan stresor dari kehidupan sehari-hari masuk ke dalam mimpi.
Fenomena ini dikenal sebagai dream incorporation atau penggabungan mimpi. Penggabungan mimpi ketika pengalaman di dunia nyata muncul di dalam mimpi.
"Sebagian besar mimpi Anda terjadi saat fase tidur rapid eye movement (REM)," ungkap Martin.
Untuk mengurangi kemungkinan munculnya mimpi-mimpi yang mengganggu, Martin memberikan beberapa tips. Salah satunya adalah dengan memiliki jadwal tidur dan bangun yang konsisten. Selain itu, pastikan mendapat tidur malam yang cukup yaitu sekitar tujuh jam atau lebih untuk orang dewasa.
Di masa pandemi, Martin juga menyarankan untuk membatasi paparan berita-berita yang memicu stres menjelang tidur. Dengan begitu, pikiran tak akan berkutat dengan hal-hal negatif sesaat sebelum tidur.
Martin juga menyarankan untuk mematikan lampu setidaknya 30 menit sebelum tidur. Hal ini bertujuan untuk membantu tubuh mempersiapkan diri untuk tidur.
Di samping itu, Martin juga mengimbau agar konsumsi kafein atau alkohol dibatasi. Keduanya dapat mengganggu kualitas tidur.
Yang tak kalah penting, seseorang perlu menghadapi kekhawatiran atau stres yang dia alami ketika terjaga. Misalnya, menuliskan segala pikiran yang membelenggu untuk mengurangi rasa khawatir. Bila mimpi buruk atau tidur yang terganggu tetap terjadi, ada baiknya berkonsultasi dengan tenaga profesional.