Kamis 09 Jul 2020 21:21 WIB

Ini 'Obat' Covid-19, Menurut Doni Monardo

Doni Monardo mendorong daerah memperketat pelaksanaan protokol kesehatan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo.
Foto: ANTARA/PUSPA PERWITASARI
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo meminta perintah daerah memperketat penerapan protokol kesehatan. Hal itu sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Obat terbaik adalah kemampuan kita menjaga imunitas dan patuhi protokol kesehatan. Kalau masyarakat memahami ini, kita percaya Covid-19 segera hilang. Bagi Pemkot Palangka Raya, kita dorong agar pahami masalahnya lalu temukan solusinya. Perketat protokol kesehatan dan gencarkan sosialisasi hidup sehat," kata Doni di Palangka Raya, Kamis.

Baca Juga

Dia pun mengajak seluruh masyarakat selalu taat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti dalam penggunaan masker, menjaga jarak fisik, tidak berkerumun, rajin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer.

"Kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir. Belum ada obat maupun vaksin untuk melawan Covid-19. Hanya tiga cara, yakni disiplin, disiplin, dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. kita harus disiplin mulai dari sendiri baru kepada orang sekitar kita. Niscaya pandemi ini bisa segera berakhir," kata Doni.

Pernyataan itu diungkapkan Doni, didampingi Wakil Gubernur Kalteng, Habib Ismail Bin Yahya saat meninjau Posko Utama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Palangka Raya di komplek kantor wali kota setempat.

Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin yang didampingi sejumlah pejabat kota setepat saat menyambut kedatangan Kepala BNPB beserta rombongannya mengatakan pihak pemkot telah melakukan sejumlah upaya pencegahan dan penanganan Covid-19.

"Kami telah melaksanakan Pembatasan Sosial Kelurahan Humanis hingga PSBB termasuk menutup pasar tradisional selama beberpa waktu dan melakukan rapid tes massal untuk para pedagang. Saat ini pun tim gugus juga terus bergerak baik untuk sosialisasi, penelusuran hingga penindakan," kata Fairid.

Di sisi lain, Fairid menjelaskan mengenai peningkatan kasus yang cukup signifikan dia meminta pihak BNPB tidak menganggapnya secara berlebih. Sebab dengan kemampuan diagnosa yang cepat serta kemampuan pemerintah dalam memfasilitasi rapid test massal maka wajar adanya peningkatan kasus positif.

"Kita mendapatkan dukungan penuh dari Pak Doni Monardo, dimana langkah kita sejauh ini untuk memutus mata rantai Covid-19 sudah cukup tepat.:

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement