REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meluncurkan alat rapid test dalam negeri yang diberi nama RI-GHA. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan alat ini merupakan kolaborasi bersama Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), UGM, Unair, ITB, Universitas Mataram, dan PT Hepatika Mataram.
Alat rapid test ini sudah dilakukan pengujian sensitivitas (98 persen) dan spesifitas (96 persen) melalui uji laboratorium terhadap orang Indonesia. Alat uji ini tergolong fleksibel karena mampu mendeteksi OTG, ODP, PDP dan pasca infeksi.
Alat ini menggunakan sampel serum, plasma atau whole blood. Hasil tes dari alat ini pun bisa diketahui secara cepat dalam waktu 15 menit tanpa membutuhkan alat tambahan maupun tenaga terlatih.
"Alat ini adalah buatan anak negeri sendiri. Dengan harga yang sangat murah yaitu Rp 75 ribu, maka kita harapkan alat ini bisa dipergunakan secara massal, sehingga kita bisa mengatasi secepatnya masalah Covid-19," kata Bambang, dalam keterangannya, Kamis (9/7).
Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan inovasi dan produk dalam negeri, khususnya untuk penemuan alkes terkait penanganan Covid-19. Salah satunya yaitu penemuan alat rapid test RI-GHA Covid-19 atau Rapid Diagnostic Test IgG/IgM.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy sangat mengapresiasi hasil temuan anak negeri berupa alat rapid test tersebut. Alat itu digadang mampu menjadi solusi atas pemenuhan kebutuhan alkes yang sudah sangat mendesak di Indonesia.
Belanja pemerintah juga harus mengutamakan produk-produk yang ada di dalam negeri. Sebab, karena belanja pemerintah di dalam negeri dinilai akan memacu pertumbuhan ekonomi.