Jumat 10 Jul 2020 07:17 WIB

Panic Buying Kembali Terjadi di Melbourne

Seluruh supermarket kini menerapkan sistem pembelian barang secara terbatas

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
 Warga berbelanja kebutuhan mereka di sebuah super market sebelum penerapan lockdown di Melbourne, Australia, Rabu (8/7).
Foto: EPA-EFE / LUIS ASCUI
Warga berbelanja kebutuhan mereka di sebuah super market sebelum penerapan lockdown di Melbourne, Australia, Rabu (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Keputusan otoritas Victoria, Australia untuk kembali memberlakukan lockdown di Melbourne dan wilayah sekitarnya telah menimbulkan panic buying. Seluruh supermarket kini menerapkan sistem pembelian barang secara terbatas kepada semua orang.

Seperti lockdown yang pernah diterapkan sebelumnya, banyak orang merasa panik dan ingin berbelanja besar-besaran untuk mempersiapkan kebutuhan mereka selama di rumah. Dilansir The Independent, seorang pengguna Twitter memperlihatkan bagaimana banyak rak di salah satu supermarket di Melbourne yang kosong, hingga antrean pembeli sangat panjang.

Baca Juga

Panic buying yang pernah terjadi sebelumnya di negara itu membuat seluruh supermarket di Australia telah bersiap menerapkan pembatasan pembelian untuk produk seperti pasta, sayuran, susu, dan pembersih tangan, setelah pembeli bergegas ke toko-toko untuk menyiapkan persediaan sebelum lockdown mulai berlaku. Media lokal juga merilis foto-foto antrean panjang tersebut di berbagai toko, di antaranya supermarket Woolworths dan Coles.

Otoritas Victoria pertama kali mengumumkan rencana memberlakukan lockdown tahap ketiga pada Selasa (7/7) kemarin, menyusul jumlah kasus infeksi Covid-19 yang meningkat. Aturan ini secara resmi dimulai pada Rabu (8/7) malam. Semua orang di Melbourne dan wilayah sekitarnya harus berada di rumah masing-masing, kecuali untuk keperluan mendesak, seperti mencari perawatan medis dan berbelanja kebutuhan pokok, bekerja, serta berolahraga.

Setidaknya lima juta penduduk di Melbourne dan sekitarnya harus menjalani lockdown selama enam pekan ke depan. Sejumlah bisnis juga ditutup kembali dan restoran kini hanya boleh dibuka untuk melayani take away atau delivery, tak ada layanan makan langsung di tempat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement