Jumat 10 Jul 2020 09:28 WIB

Israel Padamkan Listrik Permukiman Warga Palestina

Listrik yang dipadamkan berada di permukiman warga Palestina Tepi Barat.

Rep: umar mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Israel Padamkan Listrik Permukiman Warga Palestina. Pemandangan permukiman Israel Elon Moreh (belakang) dilihat dari Azmout, sebuah desa di Palestina dekat Tepi Barat. Aktivitas pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat melonjak pada tahun 2019. Ilustrasi.
Foto: Alaa Badarneh/EPA
Israel Padamkan Listrik Permukiman Warga Palestina. Pemandangan permukiman Israel Elon Moreh (belakang) dilihat dari Azmout, sebuah desa di Palestina dekat Tepi Barat. Aktivitas pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat melonjak pada tahun 2019. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Israel acap kali melakukan pemadaman listrik di Tepi Barat pada musim panas ini. Emad Omar (32 tahun), dan keluarga, merasakan pemadaman listrik di desa Nazlet Zeid yang merupakan bagian dari wilayah Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

Di siang hari, saat Omar sedang berada di rumah orang tua dan ingin makan siang, listrik padam. Ketika diperiksa, ternyata diketahui penyebab padamnya rumah itu bukan berasal dari dalam rumah, melainkan dari luar. Di sekitar rumahnya pun demikian, banyak lingkungan yang mengalami pemadaman listrik.

Baca Juga

"Kami menghubungi dewan lokal di Yaabad, kota sebelah tempat pasokan listrik, dan mereka mengatakan Israel telah memangkas aliran daya karena punya utang ke Perusahaan Listrik Israel (IEC)," kata Omar seperti dikutip dari laporan Middle East Eye, Jumat (10/7).

Keluarga Omar dan tetangga mereka mengalami pemadaman listrik selama tiga jam. "Itu mengerikan. Itu tengah sore, pada hari yang sangat panas," kata Omar yang menambahkan iklim di Jenin cenderung jauh lebih panas daripada bagian lain di Tepi Barat.

"Periode waktu ini, dari siang hingga jam 3 sore, biasanya ketika orang pulang untuk beristirahat dari pekerjaan untuk tidur siang, istirahat, dan makan siang dengan keluarga mereka untuk menghindari panas," katanya. Tetapi mereka terjebak di dalam kondisi tersebut dan tidak ada yang bisa dilakukan.

Begitu tanda satu jam berlalu, Omar dan penduduk desa lainnya mulai khawatir. "Semua daging, susu, dan produk lainnya di lemari es dan freezer kami mulai mencair. Semua anak mulai rewel karena mereka kepanasan, dan ibu dan ayah saya, yang sudah sangat tua dan memiliki masalah kesehatan kronis, mulai merasa sangat lelah."

Kemudian listrik menyala tepat setelah pukul 15.00. Pemadaman ini memang hanya dilakukan satu hari. Namun, mereka mendengar pemadaman akan dilakukan setiap hari tanpa bisa diduga.

"Kami takut ini akan terus berlanjut. Orang tua dan anak-anak kita tidak bisa terus seperti ini. Kami tidak bisa hidup seperti ini," ujar Omar.

Wali Kota Yaabad Amjad Atatra mengatakan, pemerintahannya tidak mendapat peringatan resmi dari Israel ketika mendengar desas-desus yang beredar bahwa Israel berencana memotong listrik ke Yaabad dan daerah sekitarnya. Dia juga kaget karena tidak biasanya terjadi pemadaman seperti ini, terlebih warganya rajin bayar listrik tepat waktu.

Kepala Otoritas Ketenagalistrikan Yaabad, Mohammed Abu Baker dengan keras membantah klaim Israel bahwa pemotongan itu dilakukan karena utang keuangan yang ditanggung perusahaannya. Otoritas Israel memberinya informasi bahwa pemadaman bergilir sedang diberlakukan karena ada penunggakan tagihan.

"Tetapi kami memiliki semua bukti di sini. Biasanya, apa yang akan kami lakukan adalah mengumpulkan pembayaran dari penduduk, mentransfernya ke Kementerian Pemerintah Daerah Palestina, yang kemudian akan mentransfer uang ke Israel," kata Abu Baker.

Otoritas Listrik Yaabad, menyediakan listrik ke 19 kota dan desa di daerah Jenin dengan populasi hampir 55 ribu warga Palestina. "Kami telah dengan rajin menjaga semua pembayaran kami, sehingga untuk mengatakan pemadaman ini karena utang perusahaan adalah bohong," kata Abu Baker.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement