REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar Wall Street berakhir melemah pada peedagangan Kamis (9/7). Pelemahan tersebut didorong oleh kekhawatiran pasar akan kemungkinan pemulihan ekonomi yang melambat seiring meningkatnya kasus-kasus Covid-19.
Kepala strategi ekuitas di Bank Wealth Management AS, Terry Sandven, mengatakan kekhawatiran pasar baru-baru ini cukup wajar di tengah ketidakpastian masa depan.
"Pasar ekuitas luas bergerak melalui zona ketidakpastian. Ada banyak alasan untuk berhati-hati," kata Sandven dikutip AP News, Jumat (10/7).
S&P 500 kehilangan 0,6 persen. Penurunan paling tajam menghantam saham milik perusahaan minyak, maskapai penerbangan serta saham lain yang pertumbuhannya sangat terikat pada pembukaan kembali aktivitas ekonomi.
Dow Jones Industrial Average turun 361,19 poin atau sebesar 1,4 persen. Saham berkapitalisasi lebih kecil, seperti Indeks Russel 2000, terkoreksi lebih dalam hingga 2 persen lantaran investor menurunkan ekspektasi mereka terhadap perekonomian.
Di sisi lain, Nasdaq masih mampu mempertahankan lajunya di zona positif. Nasdaq menguat 0,5 persen atau bertambah 55,25 poin menjadi 10.547,75.
Para investor yang menanamkan modalnya di indeks ini masih optimistis saham teknologi dapat terus tumbuh tanpa terpengaruh kondisi perekonomian.