Jumat 10 Jul 2020 12:02 WIB

Wapres: Pasar dan Mal Jangan Dibuka Jika tak Penuhi Standar

Pasar dan mal yang dibolehkan buka harus memenuhi syarat protokol kesehatan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Ma
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Ma

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memimpin rapat penanganan Covid-19 di Balai Kota Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (8/7) lalu menilai penerapan protokol kesehatan masih rendah. Karena itu, ia meminta perlunya upaya masif agar protokol kesehatan benar-benar dilakukan masyarakat.

Ia juga meminta agar kegiatan ekonomi yang dibolehkan buka harus memenuhi syarat protokol kesehatan.

"Jangan boleh buka dulu, kayak pasar, mall jangan diberikan izin, kecuali dia bisa menetapkan standar protokol kesehatan," ujar Ma'ruf saat memberi arahan di depan Gubernur Jawa Barat, Walikota Sukabumi dan jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Karena itu, Ma'ruf menilai perlunya standar protokol kesehatan dalam pembukaan kegiatan ekonomi termasuk sektor pariwisata. Sebab, pusat kegiatan ekonomi itu rawan terjadi penularan virus Covid-19.

"Ada ukuran untuk menghindari penularan, yang diamati sekarang ini kan penularan terjadi di tempat itu, pasar, tempat wisata, saya liat juga td di jalan di pasar banyak yang nggak pakai masker, yang pakai masker sedikit," kata Ma'ruf.

Karena itu, di samping upaya pemeriksaan secara massif dan pelayanan kesehatan, diperlukan juga kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Ini tidak mudah, karena itu harus melibatkan semua stakeholder, melibatkan tokoh masyarakat, melibatkan ulama, kemudian di Jawa Barat ulama ormas dilibatkan itu penting," katanya.

Selain itu, ia menilai perlunya inovasi, kolaborasi dan komunikasi dalam penanganan Covid-19. Inovasi, ungkap Ma'ruf, penting agar penanganan tidak monoton.

"Harus banyak jurusnya, perlu ada inovasi dan kolaborasi dan komunikasi," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement