REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sang Hyang Seri (Persero) (SHS), PT Pertani (Persero), dan Klaster Pangan BUMN menjalin kerja sama pengembangan pertanian di lahan HGU SHS Sukamandi, Subang, Jawa Barat, seluas 1.000 hektare guna meningkatkan produktivitas pertanian. Kerja sama pertanian tersebut ditandai dengan penanaman perdana yang dilakukan Direksi SHS, Direksi Pertani, Direksi PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) selaku Ketua BUMN Klaster Pangan, dan Direksi PT Pupuk Kujang (PKC) di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Kamis (9/7).
Direktur Utama SHS Karyawan Gunarso mengatakan pengembangan kawasan pertanian ini merupakan bagian dari upaya klaster pangan BUMN mendorong peningkatan produksi beras nasional serta guna meningkatkan kesejahteraan petani melalui program Corporate Farming yang terintegrasi dari hulu (produksi) hingga hilir (pemasaran).
Ia berharap adanya pendampingan dan dukungan BUMN Pangan dapat mendorong tingkat produktivitas di lahan tersebut mencapai target peningkatan 70 persen dari yang semula 5 ton per hektare menjadi 8,5 ton per hektare sehingga dari luas 1.000 hektare ditargetkan dapat diperoleh 8.500 ton gabah kering panen (GKP). Karyawan mengatakan, dalam skema bisnis Corporate Farming ini SHS berperan sebagai penyedia lahan, benih, serta inisiator kerja sama dengan petani.
"Di sisi produksi, SHS bekerja sama dengan PKC yang berperan dalam analisa tanah, penyediaan pupuk, obat pertanian, serta prasarana pertanian lainnya," ujar Karyawan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (9/7).
Karyawan menambahkan, untuk aspek manufaktur, Pertani berperan menyediakan pengolahan dari mulai drying, cleaning, hingga packaging. Pertani juga berperan sebagai off taker yang menjamin penyerapan gabah yang dihasilkan petani. Adapun, distribusi dan pemasaran produk pertanian dilakukan oleh RNI.
Sementara itu, Direktur Manajemen Aset RNI Endang Suraningsih mengatakan dalam kerjasama ini masing-masing BUMN anggota Klaster Pangan berperan sesuai dengan bidang dan keunggulan bisnis yang dimilikinya.
"Program ini bagian dari upaya Klaster Pangan BUMN mewujudkan ketahanan pangan nasional. Hal tersebut sejalan dengan tujuan dibentuknya klaster pangan yaitu untuk menjaga ketersediaan, mutu, keterjangkauan, dan kesinambungan pangan Indonesia," ucap Endang.
Endang menyampaikan, pengembangan lahan pertanian 1.000 hektare di Sukamandi merupakan awal dari rencana sinergi pengembangan kawasan pertanian yang lebih luas lagi salah satunya pengembangan Food Estate seluas 30 ribu hektare secara bertahap di Kalimantan Tengah yang tengah dijajaki RNI, Kementerian Desa, Pengembangan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi, serta Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR, Kementerian ATR/BPN dan bersama Pemerintah Daerah setempat serta Kementerian terkait lainnya, melalui Model Bisnis yang berbasis pada Pemberdayaan Petani. Saat ini, kata Endang, pemerintah tengah gencar membentuk lumbung padi baru guna mengakselerasi terwujudnya ketahanan pangan nasional.
"Untuk itu, pola Corporate Farming yang diterapkan di Sukamandi diharapkan dapat menjadi percontohan pengelolaan sawah bagi kawasan lain mengingat Sukamandi telah lebih dulu dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional," kata Endang menambahkan.