Jumat 10 Jul 2020 14:11 WIB

Obat Hepatitis C Bisa Hentikan Perkembangbiakan Virus Corona

Peneliti di AS menemukan obat hepatitis C bisa menghentikan replikasi virus corona.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Obat hepatitis C tampak bisa menghentikan replikasi virus corona tipe baru penyebab Covid-19.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Obat hepatitis C tampak bisa menghentikan replikasi virus corona tipe baru penyebab Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah riset yang dilakukan belum lama ini menyebutkan bahwa obat hepatitis C, Boceprevir, dapat dipakai untuk melawan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Dari empat kandidat yang diuji coba, obat tersebutlah yang paling ampuh untuk menghentikan virus corona tipe baru itu menggandakan diri.

"Semua penghambat menunjukkan adanya interaksi kimia dan struktural yang kuat dengan protein yang penting bagi kemampuan virus untuk berkembang biak," kata profesor kedokteran molekuler University of South Florida Health Morsani College of Medicine Yu Chen seperti dikutip Times Now News, Jumat (10/7).

Baca Juga

Riset yang diterbitkan di jurnal Cell pada 15 Juni itu dilakukan para ilmuwan dari University of South Florida Health Morsani College of Medicine berkolaborasi dengan University of Arizona (UA) College of Pharmacy. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa yang sudah ada saat ini yang dapat membantu memblokir replikasi virus Covid-19 dalam sel manusia yang ditumbuhkan di laboratorium.

Chen mengatakan, boceprevir sebagai kandidat yang paling menjanjikan. Obat-obatan ini mampu mengincar protease utama SARS-CoV-2 (Mpro).

Obat menghasilkan enzim yang dapat memotong protein yang diproduksi virus ketika menyerang sel manusia. Tanpa protease utama ini, virus tidak dapat bereplikasi di dalam tubuh.

Enzim tersebut telah divalidasi sebagai target obat antivirus untuk sindrom pernapasan akut parah (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS). Kedua virus itu diketahui merupakan sepupu genetik dari virus corona jenis baru yang ada saat ini.

"Banyak kandidat obat bagus yang dapat digunakan sebagai titik awal. Tetapi, dengan informasi baru dari penelitian kami dan teknologi saat ini dapat membantu merancang obat yang lebih baik dengan jauh lebih cepat," katanya.

Chen mengatakan, Mpro menjadi fokus utama para peneliti untuk mengembangkan obat Covid-19 karena peran enzim yang dapat mematikan bagi siklus hidup virus. Namun, menurut dia, obat ini cenderung memiliki efek samping tertentu.

Chen mengungkapkan, sebenarnya ada empat kandidat obat terkemuka yang diidentifikasi oleh para peneliti berdasarkan studi untuk memerangi duplikasi virus. Namun, boceprevir adalah satu-satunya dari empat senyawa yang telah disetujui oleh badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA). Dia mengatakan, dosis, formulasi dan profil keamanan konsumsi obat itu juga telah diketahui.

"Data-data tersebut akan sangat mempercepat langkah-langkah yang diperlukan untuk menempatkan Boceprevir ke uji klinis sebagai obat Covid-19," katanya.

Selain boceprevir, peneliti juga menguji GC-376 sebagai obat investigatif untuk hewan yang dipakai dalam melawan virus Covid-19 yang menginfeksi kucing. Lantas, Calpain inhibitor II dan XII yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan penyakit penurunan fungsi saraf. Meski demikian, masih diperlukan uji coba lebih jauh sebelum ditetapkan sebagai antivirus Covid-19.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement