Jumat 10 Jul 2020 16:48 WIB

BKSDA Sampit Terima Tiga Laporan Kemunculan Beruang Madu

Beruang madu termasuk hewan dilindungi oleh negara.

Beruang madu (ilustrasi)
Foto: Dok BKSDA Resor Pasaman
Beruang madu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Tengah di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, menerima laporan dari masyarakat tentang kemunculan beruang madu di tiga lokasi berbeda. "Kami segera mengecek ke lokasi. Untuk di kawasan Sebagai, rencananya kami akan langsung memasang perangkap untuk menangkap beruang tersebut," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit Muriansyah di Sampit, Jumat (10/7).

Beruang madu termasuk hewan dilindungi oleh negara karena populasi satwa yang memiliki nama latin helarctos malayanus ini dinilai semakin terancam. Sehingga perlu mendapat perlindungan agar tetap lestari.

Baca Juga

Kemunculan beruang di dua lokasi berbeda dilaporkan warga pada 1 Juli lalu. Sedangkan satu laporan lainnya pada 7 Juli. Warga melaporkan karena khawatir beruang madu semakin sering muncul dan menyerang manusia.

Laporan pertama tentang kemunculan dan gangguan beruang madu disampaikan warga bernama Munawir di Desa Bangkal Kecamatan Seruyan Raya Kabupaten Seruyan. Beruang terlihat berada di belakang rumah warga sedang memakan tanaman buah milik warga. Lokasi ini bisa ditempuh dalam waktu sekitar satu jam dari pusat Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur.

Laporan kemunculan dan gangguan beruang madu kedua disampaikan Yustinus di Desa Sebabi Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur. Beruang muncul di belakang rumah, merusak pohon kelapa dan memakan buah nangka milik Yustinus.

Kejadian ini berulang setiap masuk musim kemarau seperti sekarang.Tahun 2019, Yustinus juga pernah melaporkan tentang kemunculan dan gangguan beruang. Lokasi ini bisa dicapai dalam waktu dua jam dari pusat Kota Sampit.

Laporan ketiga, kemunculan dan gangguan beruang terjadi di Desa Selunuk Kecamatan Seruyan Raya Kabupaten Seruyan. Kejadian itu dilaporkan oleh Roby yang merupakan camat setempat. Beruang merusak dan memakan pohon buah milik warga.

"Kenapa banyak laporan beruang mendekati permukiman? Kejadian berulang tiap tahun karena musim kemarau, satwa liar biasanya masuk ke sekitar permukiman, ladang atau kebun untuk mencari makan dan minum," jelas Muriansyah.

Muriansyah mengimbau warga Kotawaringin Timur, khususnya warga Sampit, terutama warga yang tinggal di perumahan yang berada di pinggiran Kota Sampit yang masih banyak semak belukarnya. "Jangan lagi membuang sampah rumah tangga ke semak belukar karena itu sama saja mengundang satwa liar, khususnya beruang untuk datang ke tempat tersebut," kata dia.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement