REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat turut melakukan penyelidikan epidemiologi tempat-tempat aktivitas perekonomian di sekitar Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) terkait kemunculan klaster baru. Lebih dari 1.200 siswa Secapa AD dipastikan positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Berli Hamdani mengatakan pemeriksaan itu meliputi tempat transaksi jual beli dan fasilitas umum lainnya. Karena, kata dia, tempat-tempat tersebut kemungkinan telah didatangi anggota TNI yang berdinas di Secapa AD.
"Yang jelas di sana itu ada beberapa lokasi yang dilakukan rapid, mulai dari tempat transaksi jual beli untuk keperluan peserta didik, kemudian juga fasilitas umum lainnya. Termasuk fasilitas klinik di sekitar secapa itu," kata Berli di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (10/7).
Dia mengatakan, pihak Gugus Tugas juga berkoordinasi dengan pihak Secapa AD untuk menyelidiki di mana saja tempat yang didatangi personel TNI yang positif itu. "Kita mencari ke mana saja peserta didik itu melakukan aktivitas, dan ini tentunya juga dilakukan petugas kesehatan di Puskesmas maupun di gugus tugas kota dan provinsi," kata dia.
Dia memastikan, apabila ada masyarakat sekitar Secapa AD yang dinyatakan reaktif dari hasil rapid test, akan ditindaklanjuti dengan tes usap. Namun hingga kini, ia belum mendapat laporan adanya warga yang reaktif.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengklaim munculnya klaster baru penyebaran Covid-19 di Secapa AD tidak mempengaruhi status wilayah ibu kota Jawa Barat itu. Sebab, penghitungan jumlah positif Covid-19 di Kota Bandung berdasarkan alamat pasien yang bersangkutan.
"Tidak mengubah status (biru) karena pendekatannya alamat, karena itu (Secapa AD) seluruh Indonesia dan tersentralisasi. Angkanya ke pusat," kata Yana di Bandung.
Yana mengungkapkan pihaknya sedang melakukan tracing kepada masyarakat sipil sekitar Secapa AD dan direncanakan akan di tes usap dan rapid test mulai Sabtu (11/7).