REPUBLIKA.CO.ID, Mimpi tak sekadar bunga tidur, tetapi juga ada aspek religinya di sana. Islam pun memberikan pedoman dalam menghadapi mimpi, entah mimpi baik atau buruk. Nabi Muhammad SAW juga cukup sering meriwayatkan tentang mimpi.
عن أَبي سعيد الخدريِّ أنَّه سمِع النَّبيَّ ﷺ يقول: إِذَا رَأى أَحدُكُم رُؤْيَا يُحبُّهَا فَإنَّما هِيَ مِنَ اللهِ تَعَالَى فَليَحْمَدِ اللهَ عَلَيهَا وَلْيُحُدِّثْ بِها وفي رواية: "فَلا يُحَدِّثْ بَها إِلاَّ مَنْ يُحِبُّ، وَإذا رَأَى غَيَر ذَلك مِمَّا يَكرَهُ فإنَّما هِيَ منَ الشَّيْطانِ فَليَسْتَعِذْ منْ شَرِّهَا وَلا يَذكْرها لأَحَدٍ فَإنَّهَا لا تضُّره
Hadits dari Abu Said al-Khudri. Ia mendengar Nabi SAW bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian memimpikan sesuatu yang ia senangi, sebenarnya mimpi tersebut berasal dari Allah. Maka hendaklah ia memuji Allah karenanya dan ceritakanlah. Adapun jika ia bermimpi sesuatu yang tidak disukai maka itu berasal dari setan. Dan hendaklah ia meminta perlindungan dari keburukannya, dan jangan menceritakannya kepada orang lain sehingga tidak membahayakannya."
Merujuk kepada hadits di atas, Syekh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin menjelaskan, mimpi yang baik berasal dari Allah SWT.
Jika bermimpi sesuatu yang menyenangkan, hendaknya menceritakan kepada orang lain. Hanya, orang yang akan mendegarkan cerita itu hendaknya orang yang disenangi agar ia tidak ditipu.
Dalam hadits lainnya yang bersumber dari Abu Hurairah RA:
عن أبي هريرةَ قَالَ: سَمِعتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يقول: لَمْ يَبْقَ مِنَ النُبُوَّة إِلاَّ المبُشِّراتُ. قالوا: وَمَا المُبشِّراتُ؟ قَالَ: الُّرؤْيَا الصَّالِحةُ
"'Tiada yang tersisa dari kenabian selain kabar-kabar gembira. Para sahabat bertanya, 'Apa itu kabar-kabar gembira?' Dia menjawab, 'Mimpi yang baik.'"
Mimpi sebagai bagian dari kenabian ditafsirkan al-Utsaimin, yakni mimpi merupakan bagian dari wahyu meski bukan wahyu sepenuhnya.
Sementara itu, mimpi buruk yang juga disebut dengan al- Hulm berasal dari setan. Mimpi buruk di sini, yakni memperlihatkan sesuatu hal menakutkan kepada seseorang. Contohnya, membunuh ayah sendiri, terbakar api menyala, atau mimpi menyeramkan lainnya.
Dalam hadits ini, Rasulullah SAW pun memberikan dua cara untuk mengobati efek negatif mimpi buruk ini:
عن جابر عن رَسُولِ الله ﷺ قَالَ: إذَا رَأى أحَدُكُم الرُّؤيا يَكْرَهُها فلْيبصُقْ عَن يَسَارِهِ ثَلاَثًا، وْليَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيَطانِ ثَلاثاَ، وليَتَحوَّل عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ رواه مسلم.
Pertama, berlindung kepada Allah dari keburukannya. Kedua, tidak menceritakan kepada siapa pun. Nabi SAW dalam hadis lainnya pun mewasiatkan agar kita meludah ke sisi kiri tempat tidur saat bermimpi buruk.