REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur Dadang Sudarya memprediksi bakal terjadi penurunan terhadap penjualan jumlah hewan qurban menyambut Hari Raya Idul Adha tahun ini. Ini sebagai dampak pandemik Covid-19.
"Pandemi telah meruntuhkan perekonomian masyarakat, tentunya menghadapi Hari Raya Qurban tahun ini pasti akan berdampak penjualan hewan qurban akan turun hingga 10 persen dari tahun lalu," kata Dadang Sudarya di Tenggarong, Kukar, Jumat (10/7).
Walaupun demikian, setiap tahun pemprov terus menyiapkan hewan qurban dengan menaikan sekitar lima persen dibanding tahun sebelumnya, sebagai antisipasi tidak terjadi kekurangan. Kalau pun ada sisa hewan qurban tidak laku terjual, tentu bisa dijual kembali pada rumah potong hewan (RPH).
"Tahun ini, kita telah menyiapkan melebihi prognosa kebutuhan. Ketersediaan sapi kita sebesar 13.833 ekor dari prognosa kebutuhan sekitar 13.646 ekor. Juga, Kambing ada 21.768 ekor dari kebutuhan 21,253 ekor, " kata Dadang Sudarya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Kartanegara Sutikno memprediksi penjualan hewan qurban mengalami penurunan di tengah pandemi saat ini. Jika, dibandingkan penyelenggaraan qurban Hari Raya Idul Adha tahun sebelumnya.
"Pandemi ini sangat berdampak pada perekonomian masyarakat, sehingga daya beli hewan qurban menurun. Yang jelas, sekolahan untuk tahun ini tidak akan membeli hewan qurban, seperti tahun-tahun sebelumnya. Walaupun demikain, stok hewan kurban dipastikan sangat mencukupi," tandas Sutikno.
Hal senada disampaikan Anang. Pemilik Kelompok Ternak Mekar Sari Bukit Biru Tenggarong, memperkirakan penurunan penjualan hewan qurban tahun ini hingga 50 persen. Dibuktikan menjelang tiga minggu pelaksanaan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Qurban, dari 12 ekor sapi dan 40 ekor kambing, baru beberapa ekor saja yang terjual. "Tidak seperti tahun sebelumnya, menjelang hari Raya Qurban sudah banyak yang terjual, tapi tahun ini sangat sepi," kata Anang.