REPUBLIKA.CO.ID, ATALANTA -- Hasil Undian babak delapan besar Liga Champions sudah diumumkan. Salah satu pertandingan mempertemukan Atalanta kontra juara Liga 1 Prancis, Paris Saint Germain (PSG).
Sebagai debutan, La Dea kurang diunggulkan. Apalagi, mereka berhadapan dengan klub kaya raya nan bertabur bintang macam PSG. Namun, sabar dulu. Rupanya, ada sejumlah fakta yang membuat skuat biru hitam, harusnya percaya diri mampu melaju ke semifinal.
Apa saja catatan tersebut? Pertama Les Perisiens tidak pernah mengalahkan tim Italia di Liga Champions. Pada musim 1994/1995, PSG dua kali kalah dalam laga semifinal kontra AC Milan. Pada musim 2000/2001, Le Perisiens imbang melawan Milan pada putaran grup.
Teranyar pada musim 2018/2019, PSG ditahan imbang Napoli dua kali. Fakta yang paling penting, dari segi kondisi fisik. Konteksnya tentang keunggulan untuk sisi Atalanta.
"Ligue 1 ditangguhkan sejak Maret, sehingga kebugaran para penggawa Paris Saint Germain, benar-benar berkurang," demikian laporan yang dikutip dari Football Italia, Sabtu (11/7).
Kylian Mbappe dan rekan-rekan akan tampil di final Coupe de France kontra Saint Etienne pada 24 Juli nanti. Satu pekan kemudian, mereka akan tampil di final Coupe de la Ligue melawan Olympique Lyon. Artinya, PSG hanya akan melakoni dua pertandingan tersebut hingga perempatfinal Liga Champions.
Bandingkan hal tersebut dengan Orobici. Atalanta sudah memenangkan enam pertandingan beruntun sejak kompetisi Serie A kembali berjalan.
Perlahan tapi pasti, kondisi fisik armada La Dea kian maksimal. Kondisi ini menjadi sinyal bahaya untuk Les Perisiens.
Kendati demikian, Pelatih PSG, Thomas Tuchel, memperkirakan pertempuran kedua tim berlangsung sengit. Ia menunjukkan sikap respek pada kubu biru hitam.
"Atalanta tim spektakuler," kata Tuchel.
Ia melihat La Dea selalu tampil dengan determinasi tinggi dan berupaya mencetak banyak gol. Sebuah tantangan berkelas untuk jagoan Prancis ini.
"Kami harus siap, dan bermain dengan hati-hati. Tapi kami sekarang ada di perempatfinal, kami di sini untuk memenangkannya," ujar Tuchel menegaskan.