Sabtu 11 Jul 2020 13:18 WIB

Ular yang Tewaskan Remaja di Tangsel Ditangkap Petugas

Posisi ular saat ditangkap sedang berada di pinggir sungai.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Andri Saubani
Seekor ular Sanca Bodo (Phyton morulus). (ilustrasi)
Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki
Seekor ular Sanca Bodo (Phyton morulus). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menangkap ular jenis sanca yang menewaskan remaja di Tangsel. Informasi yang diketahui, ular yang memiliki panjang tiga sampai empat meter ditangkap pada Kamis (9/7) kemarin.

Penangkapan ular sanca oleh petugas pemadam kebakaran diawali dengan penyisiran sungai di Jalan Angrek Ungu, Rawa Buntu, Serpong, Tangsel. Petugas damkar bersama dengan warga setempat, melakukan pencarian ular selama tiga hari.

Baca Juga

"Pascakejadian memang kita terus melakukan penyisiran untuk menemukan ular tersebut, ini memang untuk mengatasi keresahan masyarakat karena ular sudah memakan korban," ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel Uci Sanusi, Jumat (10/7).

Bahkan, anggota Damkar Tangsel berdiskusi dengan komunitas reptil dan warga sekitar untuk mencari informasi kapan ular keluar mencari makan. "Menurut informasi ular keluar pada pukul 21.00 WIB untuk cari makan, kemudian hari Rabu juga kita lakukan penyisiran sampai malam ya, tiga hari berturut- turut kita lakukan pencarian, namun memang tiga hari kemarin tidak membuahkan hasil," ujarnya.

Hingga akhirnya, pada saat petugas dan warga menyusuri anak sungai, didapati dua ekor sanca berukuran besar sepanjang tiga dan empat meter tersebut. Ular sanca tersebut diduga merupakan ular yang melilit leher remaja hingga tewas.

“Kami menduga ular tersebut yang melilit bocah yang tewas kemarin, posisi ular saat ditangkap sedang berada di pinggir sungai,” katanya.

Sebelumnya seorang saksi mata bernama Dias (16 tahun) menyampaikan, peristiwa tersebut terjadi pada Senin (6/7) malam sekitar pukul 22.30 WIB di pinggir kali sektor XII, Kencana Loka, Serpong.

Sementara menurut pelatih penanganan ular dari Wildlife Adventure, Muhammad Dzawil Arham menilai, peristiwa tersebut bukan sudah sering terjadi di masyarakat. Kasus yang mengakibatkan tewasnya orang dililit ular kebanyakan diawali dengan aksi atau percobaan menangkap ular tersebut.

"Ular tidak akan menyerang manusia kecuali ular tersebut merasa terganggu, terancam, atau bahkan tersakiti kemudian dia melakukan perlawanan dengan menggigit atau membelit," kata Dzawil saat dihubungi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement