REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar mencabut rencana apa pun soal aneksasi wilayah di Tepi Barat dan di tempat lainnya. Hal itu diserukan Kepresidenan Prancis melalui pernyataan resminya pada Jumat.
Melalui percakapan telepon pada Kamis, Macron mengingatkan Netanyahu soal "komitmen Prancis terhadap perdamaian di Timur Tengah". Macron juga meminta Netanyahu agar menahan diri untuk tidak mengambil langkah aneksasi apa pun terhadap wilayah Palestina, demikian bunyi pernyataan tersebut.
Macron mengatakan bahwa "langkah seperti itu akan menerobos hukum internasional. Ia juga menyebut, aneksasi akan membahayakan kemungkinan solusi dua negara dan pencapaian perdamaian yang adil dan abadi antara Israel dan Palestina.
Netanyahu sebelumnya menetapkan 1 Juli sebagai tanggal awal atas rencana aneksasi Lembah Jordan dan sejumlah permukiman lainnya di Tepi Barat. Pada 1 Juli, Netanyahu tak mengeluarkan pernyataan apa pun tentang penundaan atau pembatalan rencana tersebut.
Kantornya hanya mengatakan perdana menteri akan terus menggelar diskusi dengan delegasi AS "dalam beberapa hari ke depan". Pada 6 Juli Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi mengatakan kepada Kan Bet Radio bahwa aneksasi di pendudukan Tepi Barat saat ini tidak masuk dalam agenda pemerintah.