Sabtu 11 Jul 2020 17:08 WIB

Tiga KRI dan Satu Pesawat Boeing Menuju Perbatasan Malaysia

Operasi Gabungan TNI untuk menjaga kedaulatan NKRI di Blok Ambalat.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Helikopter mendarat di atas geladak KRI Diponegoro.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Helikopter mendarat di atas geladak KRI Diponegoro.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tiga kapal perang TNI AL BKO Guspurla Koarmada II dan unsur TNI AU Koopsau II kerja sama taktis di perbatasan RI dan Malaysia. TNI AL mengerahkan KRI Diponegoro (DPN)-365, KRI Pulau Rengat (PRE)-711, dan KRI Kakap (KKP)-811, sementara TNI AU menampilkan Pesawat Udara (Pesud) Boeing 737 Skuadron 5 Lanud Hasanuddin.

Kerja sama taktis di perbatasan RI-Malaysia itu dipantau langsung oleh Danguspurla Koarmada II Laksma Rahmat Eko Rahardjo dari KRI Diponegoro-365 di perairan Ambalat, Sabtu (11/7). Laksma Rahmat Eko Rahardjo mengatakan, kegiatan yang melibatkan TNI AL dan TNI AU tersebut merupakan kelanjutan dari rapat koordinasi di Mako Koopsau II saat KRI Diponegoro-365 sandar di Lantamal VI Makassar.

Rahmat menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan agar terjalin kerja sama yang baik secara taktis antara dua matra dalam rangka melaksanakan Operasi Gabungan TNI untuk menjaga kedaulatan NKRI di wilayah perbatasan RI-Malaysia, khususnya di perairan Blok Ambalat.

Menurut dia, rangkaian kegiatan selama dua hari ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan awak KRI DPN-365, KRI PRE-711, KRI KKP-811, serta integrasi kerja sama taktis antara KRI dan Pesud dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional.

"Kerja sama taktis antara tiga KRI dan pesawat udara harus selalu terjalin secara optimal guna pencapaian tugas pokok TNI AL selaku komponen utama garda depan pertahanan negara di laut dan pesawat udara TNI AU sebagai garda depan komponen pertahanan di udara," kata Rahmat menegaskan.

Rahmat menambahkan, aspek yang mendorong latihan ini adalah belajar dari pengalaman sejarah, pesawat udara dalam operasi laut mulai terbukti keampuhannya pada Perang Pasifik, tepatnya dalam pertempuran Midway pada tahun 1942.

Saat itu, kekuatan armada angkatan laut Amerika Serikat dan Jepang tidak pernah bertemu atau saling berhadapan. "Kerugian yang sangat besar dialami oleh angkatan laut Jepang dengan tenggelamnya armada kapal induk mereka akibat serangan udara oleh pesawat-pesawat tempur yang berpangkalan di kapal induk Amerika Serikat," katanya.

Hadir pula dalam kegiatan ini Komandan KRI DPN-365 Letkol Laut (P) Lewis Nainggolan, Komandan KRI P. Rengat-711 Letkol Laut (P) M. Sati Lubis, serta Komandan KRI Kakap-811 Mayor Laut (P) Oyu Mulia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement