REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kelompok Neo Nazi dan ekstremis sayap kanan menggunakan pandemi Covid-19 demi kepentingannya sendiri. Mereka mengajak pengikutnya yang terinfeksi untuk menularkan covid-19 kepada Yahudi dan Muslim. Pernyataan itu disarikan dari riset Komisi Melawan Ekstremisme Inggris.
"Sejak pandemi Covid-19, komisi ini mendengar peningkatan laporan eksploitasi krisis oleh ekstremis untuk memecah belah masyarakat di negara ini," tulis laporan itu dilansir dari Jerussalem Post pada Sabtu (11/7).
Laporan itu merujuk pada sejumlah kelompok ekstremis di Inggris seperti sayap kanan, sayap kiri dan ekstremis yang membawa nama Islam. Kesemuanya dianggap mengeksploitasi krisis kesehatan publik dengan mempromosikan kebencian.
Riset tersebut mendata sejumlah teori konspirasi yang menyelimuti krisis Covid-19. Teori konspirasi itu seolah menjadi dasar kelompok ekstremis menyebarkan kebencian, khususnya pada minoritas.
"Salah satu teori konspirasi menyebut virus bagian rencana Yahudi untuk mengurangi populasi. Yang lainnya menyebut penyebaran virus sebagai serangan pada nilai-nilai Barat," lanjut laporan itu.
Laporan komisi itu menemukan yang paling berbahaya ialah ajakan dari kelompok Neo-Nazi dan sayap kanan untuk menularkan virus covid-19 ke kelompok Yahudi dan Muslim. Mereka menyebarkan ajakan itu dan pesan kebencian lewat media sosial. Perusahaan media sosial dianggap tak mampu membendungnya.
"Menyampaikan kegiatan, kampanye dan proyek didasarkan inklusi, nilai kebersamaan dan kohesi secara daring dan offline sangat penting untuk membungkam ekstremisme."