Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Era New Normal mendorong banyak perubahan agar roda perekonomian terus berputar. Salah satu tren adalah usaha kuliner berbasis media sosial yang semakin menjamur.
Banyaknya usaha kuliner baru memberi konsumen manfaat positif akan banyaknya pilihan makanan. Namun, dengan semakin ramainya persaingan di industri kuliner, usaha untuk menjangkau konsumen yang lebih luas menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha kuliner online.
MyBrand memperkenalkan aplikasi yang akan menjadi wadah pendukung usaha berbasis medsos, agar dapat dijangkau oleh khalayak ramai melalui aplikasi marketplace khusus kuliner. Melalui MyBrand, pengguna dapat memilih restoran dari beragam partner usaha kuliner berbasis online yang ada di sekitar lokasi terdekat.
Baca Juga: Banyak Masyarakat yang Cuek, Jubir Corona Ngaku New Normal...
Baca Juga: Strategi dari Prasetiya Mulya: Bangkitkan Bisnis Pariwisata dan Kuliner
Pada laman depan aplikasi, pengguna dapat melihat beragam usaha kuliner berbasis online paling populer di sekitar lokasi dengan fitur story promotion. Fitur ini menunjukkan cuplikan pendek yang dibagikan para usaha kuliner online untuk mempromosikan makanan dan minuman yang ditawarkan.
Pilihan lebih banyak dapat ditemukan di dalam aplikasi, terdapat beragam cita rasa kuliner yang akan memenuhi selera dari pengguna, mulai dari masakan Indonesia, Cina, Barat, Jepang, Timur Tengah, dan masih banyak lainnya. Setiap usaha kuliner memiliki deskripsi disertai gambar produk yang semakin menambah info lengkap dari produk yang ditawarkan.
Setelah menentukan makanan dan minuman yang ingin dipesan, pengguna dapat memilih salah satu dari dua metode pengiriman yang disediakan, yaitu mengambil sendiri pesanan (self pick-up) atau pengiriman via kurir pengemudi daring.
Ke depannya, MyBrand akan mempersiapkan sarana pengiriman tersendiri bekerja sama dengan pihak ketiga yang nantinya terintegrasi langsung ke dalam aplikasi, hal ini ditujukan demi kemudahan Partner dalam pengiriman makanan kepada konsumen sehingga tidak hanya menggunakan pengiriman melalui driver online.
Kemudian untuk metode pembayaran juga disediakan dua alternatif, pertama pembayaran tunai yang dilakukan saat menerima pesanan, kedua melalui transfer langsung antar bank melalui info partner yang tersedia di aplikasi.
Tidak hanya menyediakan metode pembayaran tersebut, MyBrand saat ini sedang dalam tahap integrasi pembayaran ke dalam aplikasi dengan pihak ketiga untuk memberikan kenyamanan bertransaksi dari sisi konsumen sehingga pengguna dapat lebih aman, lebih mudah, dan lebih nyaman dalam melakukan transaksi.
Tahap selanjutnya masih dalam perihal pembayaran, MyBrand juga akan segera menghadirkan sistem pembayaran melalui dompet virtual yang bernama “MyPay”. Tentunya produk ini akan lebih mempermudah konsumen karena bisa melakukan penyimpanan uang digital dengan fitur top-up tanpa harus melakukan transaksi transfer manual dalam setiap transaksi.
Kehadiran MyBrand diharapkan dapat semakin mendorong roda perekonomian di industri kuliner menjadi lebih maju, baik bagi konsumen maupun bagi pelaku usaha. Dari sisi konsumen, pengguna memiliki aplikasi sumber referensi utama untuk menemukan makanan dan minuman terbaru dengan resep unik dan lezat yang mungkin kurang dikenal atau bahkan tidak diketahui sebelumnya.
Sementara dari sisi pelaku usaha, diharapkan usaha kuliner online mereka dapat semakin berkembang, semakin dikenal, dan menjadi restoran favorit terbaru bagi masyarakat.
Tidak hanya mendorong usaha kuliner online mencari pasar konsumen lebih luas, aplikasi MyBrand juga membantu partner yang berjualan dari aspek operasional. MyBrand memiliki sistem kasir yang sudah terintegrasi di dalam aplikasi, sehingga Partner dapat mencatat setiap hasil penjualan dengan mudah, lengkap dengan laporan pemasukan dan proses dari setiap pesanan.
Arlan Andhika, Chief Commercial Officer dari MyBrand menjelaskan, melihat dari sisi pelaku usaha, menjadi Partner MyBrand merupakan langkah yang tepat bagi pelaku usaha kuliner online yang berkualitas dan semakin banyak bermunculan di Indonesia. Tidak hanya membantu memasarkan usaha, MyBrand akan sangat membantu operasional melalui fitur laporan rincian yang akan otomatis mencatat setiap transaksi penjualan.
"Laporan tersebut akan sangat membantu pelaku usaha memonitor jumlah penjualan dan pendapatan yang diterima dengan fitur point of sale (P.O.S). Selain itu pelaku usaha dapat mengimplementasikan transaksi cashless, yang saat ini lebih disukai oleh kalangan muda dalam berbelanja, tanpa membutuhkan perangkat tambahan yang mempersulit operasional usaha.” ujar Arlan.
Sementara itu, untuk menjadi Partner MyBrand hanya membutuhkan tiga persyaratan, yaitu memiliki KTP, memiliki Smartphone dengan nomor aktif, dan terakhir memiliki produk yang akan dijual. Kemudian calon Partner dapat mendaftarkan diri dan melengkapi data melalui aplikasi MyBrand Partner. Setelah menerima persetujuan dari MyBrand, mitra usaha dapat langsung mulai berbisnis dan menerima pesanan langsung melalui aplikasi.