Sabtu 11 Jul 2020 21:20 WIB

Pakai Masker Lebih Penting daripada Hanya Pakai Face Shield

Masker disebut dapat memberikan perlindungan lebih baik terhadap lontaran droplet.

Calon pembeli memilih pelindung wajah (face shield) di Pasar Pramuka, Jakarta, Ahad (7/6/2020). Memakai masker disebut lebih penting daripada pelindung wajah.
Foto: ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA
Calon pembeli memilih pelindung wajah (face shield) di Pasar Pramuka, Jakarta, Ahad (7/6/2020). Memakai masker disebut lebih penting daripada pelindung wajah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengingatkan masyarakat untuk tetap menggunakan masker. Ia mengatakan, penggunaan masker lebih penting dibandingkan hanya memakai pelindung wajah.

"Kami mengibaratkan menggunakan pelindung wajah tanpa masker ibarat orang yang hanya menggunakan payung, yang hanya bisa melindungi tetesan air dari atas tapi tidak dari samping," ujar Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jakarta, Sabtu.

Baca Juga

Lebih lanjut, Yurianto menyebut, memakai masker ibarat menggunakan jas hujan yang bisa memberikan perlindungan penuh. Masker bisa melindungi droplet dari berbagai sisi wajah.

"Sekali lagi menggunakan masker menjadi yang penting. Gunakan masker yang nyaman," kata dia.

Yurianto juga melihat banyak yang menggunakan masker kain yang dirancang terlalu tebal dan tidak nyaman digunakan untuk bernapas. Selain itu, ada yang menggunakan masker elastis yang menekan hidung dan membuat pengguna menurunkan maskernya hanya menutupi mulut.

"Oleh karena itu, gunakan yang benar, buatlah desain yang baik agar tidak menutup hidung dan mulut secara ketat, namun mampu melindungi secara baik," ujar dia.

Yurianto mengatakan mikrodroplet atau droplet yang kecil bisa diibaratkan seperti aerosol atau semprotan obat nyamuk, melayang di udara apabila ruangan tertutup atau sirkulasi udaranya buruk.

"Selama itulah, virus tersebut berada di situ. Oleh karena itu, periksalah ventilasi ruangan agar memiliki sirkulasi udara yang baik," kataYuri.

Jumlah kasus positif Covid-19 hingga Sabtu (11/7) pukul 12.00 WIB bertambah 1.671 atau total menjadi 74.018 positif dan kasus sembuh bertambah 1.190 atau total 34.719 orang. Untuk kasus meninggal bertambah 66 orang atau menjadi 3.535 kasus meninggal.

Yurianto mengungkapkan, kasus ODP yang dipantau sebanyak 34.887 kasus. Kemudian kasus PDP sebanyak 13.752 kasus. Sebanyak 460 kabupaten/kota terdampak Covid-19.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement