Sabtu 11 Jul 2020 23:11 WIB

Pesan di Balik Hamilnya 3 Wanita Mulia tanpa Persetubuhan

Allah SWT berkehendak menjadikan wanita hamil tanpa persetubuhan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT  berkehendak menjadikan wanita hamil tanpa persetubuhan.  Ilustrasi Ibu Hamil.
Foto: Pixabay
Allah SWT berkehendak menjadikan wanita hamil tanpa persetubuhan. Ilustrasi Ibu Hamil.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Kehamilan Sarah istri Ibrahim, Hanan istri Zakariya, dan juga Maryam binti Imran merupakan ketetapan Allah SWT. 

Secara asbab mereka tak mungkin melahirkan karen Sarah dan Hanan sudah tua Maryam tanpa mu'asyarah atau hubungan suami istri.  

Baca Juga

Namun, jika mengimani peristiwa kehamilan mereka akan ada pelajaran dan hikmah yang kita dapatkan. Telah banyak bukti kekuasaan Allah yang tak masuk di akal tetapi sebagian orang ketika itu tetap tak beriman.   

Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Integrasu Quran, Bandung, Jawa Barat (PPIQ-368), KH Iskandar Mirza, menyampaikan memang bagi dunia medis dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ada beberapa hal yang secara ilmu pengetahuan adalah mustahil alias tidak mungkin mereka (Sarah, Hanan, dan Maryam) hamil dan melahirkan. 

"Seperti, melahirkan bayi tanpa adanya mu'asyaroh (hubungan suami-istri), atau wanita usia lanjut dengan masa reproduksi yang sudah kadaluarsa misalnya, bagi dunia medis selain terbilang sulit, hal itu mustahil," kataknya saat berbincang dengan Republika.co.id, Sabtu (11/7)

Namun kata Dosen tetap PascaSarjana di UNINUS Bandung, dan (MSQ) ini bagi Allah, cukuplah dengan berfirman seperti dikisahkan dalam Alquran surat Yasin ayat 82. إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ "Dan apabila Allah berkehendak atas sesuatu Dia hanya berkata "jadilah" maka jadilah ia sesuatu."

Menurut KH Iskandar yang juga Master Trainer di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Motivasi Spiritual Qurani menuturkan, kisah Maryam, wanita suci yang diabadikan dalam Alquran adalah bukti nyata akan Keagungan, kemahabesaran Allah SWT, di mana Nabi Isa AS lahir dari ibu bernama Maryam tanpa proses mu'asyarah

Dan Allah mentamsilkan itu seperti penciptaan Adam AS, dengan proses penciptaan langsung dari kalimat "kun fayakun." 

Demikian pula, kata Kiai Iskandar, seperti halnya proses kelahiran Nabi Ishak dari rahim Siti Sarah, istri Nabi Ibrahim AS, di mana ia (Siti Sarah) melahirkan Nabi Ishak AS di usia yang sangat renta dalam ukuran zaman kekinian, yaitu di usianya 90 tahun dan Nabi Ibrahim di usia 100 tahun. Dunia medis saat ini sangat tidak menganjurkan wanita usia 40 tahun ke atas untuk melahirkan lagi.  

"Semua peristiwa ini tak akan mampu diterobos dunia medis, tapi sangat mampu bagi Allah SWT," katanya.  

Lalu apa hikmah apa yang dapat kita petik dari peristiwa Siti Maryam, Siti Sarah dan Hanan yang masih terus diabadikan dalam Alquran?

Kiai Iskandar Mirza menuturkan, pertama cukuplah kita tahu diri bawa kita ini hanyalah hamba yang dhaif yang tak memiliki banyak ilmu kecuali hanya "sedikit" yang diamanahi Allah SWT kepada kita.  

Kedua, semua peristiwa "janggal" yang tak mampu diserap kemampuan akal kita hanya bisa diyakini dengan ketauhidan. 

Ketiga, cukuplah Allah sebagai sumber dari segala ilmu, sehingga ilmu yang kita dapatkan tidak membuat kita menjadi sombong dan congkak. "Namun sebaliknya semakin kuat hati kita untuk mengenal dan taqarrub pada Allah," katanya.  

Kiai Iskandar menuturkan, Nabi Yahya anak dari Nabi Zakariya telah dibunuh Raja Herodes hanya disebabkan memberikan pandangan bahwa Raja tidak boleh menikahi anak tirinya, hal itu dapat merusak sakralitas nasabiyah.

Pelajarannya, apa yang sudah menjadi titah dan amaran Allah SWT dalam sistem pernikahan. "Sesungguhnya ditujukan untuk menyelamatkan garis keturunan ummat manusia itu sendiri," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement