REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pakar epidemiologi mengimbau masyarakat kembali mendisiplinkan diri menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan meningkatnya tren kasus positif di Jawa Barat (Jabar). Menurut staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof Bony Wiem Lestari, ia ingin menjawab sekaligus meluruskan isu beredar di masyarakat bahwa Covid-19 dapat ditularkan melalui transmisi udara.
Menurutnya, WHO selalu memperbarui temuan berbagai informasi terkait penularan Covid-19 dan bagaimana protokol kesehatan itu dijalankan di seluruh dunia. Dia menegaskan, penularan melalui udara dimungkikan terjadi di fasilitas kesehatan seperti ruang isolasi.
“Metode transmisi airborne hanya dimungkinkan terjadi di setting (tempat) yang spesifik, bukan di tempat umum,” ujar Bony kepada wartawan akhir pekan ini.
Bony mengatakan, saat ini WHO masih belum menemukan bukti bahwa penularan melalui udara ini dapat terjadi di tempat–tempat yang lain. Sementara penelitian valid masih belum keluar, maka pemerintah masih menggunakan protokol kesehatan WHO yang lama.
“Penelitian yang ada sejauh ini masih di setting kesehatan seperti ruang isolasi,” katanya.
Dari informasi ini, kata dia, dapat ditarik kesimpulan bahwa kewaspadaan harus ditingkatkan terutama di fasilitas kesehatan Covid-19 yang terdiri dari Ring 1, Ring 2, Ring 3. Hal ini menjadi peringatan bagi tenaga medis seperti dokter, perawat, maupun oleh keluarga terdekat pasien.
“Kapan tenaga medis harus pakai masker surgical, N95, APD Level 3 misalnya. Ini betul -betul memperingatkan teman–teman kesehatan harus disiplin menegakkan protokol kesehatan untuk perlindungan dirinya,” paparnya.
Meski begitu, WHO juga memperingatkan masyarakat harus sangat berhati-hati berada di tempat dalam ruangan (indoor), banyak orang, dan ventilasi udaranya jelek. “Ada potensi munculnya outbreak (wabah),” kata Bony.
Menurutnya, masyarakat adalah garda terdepan perang melawan Covid-19. Karena, banyak bukti ilmiah bahwa memakai masker dan jaga jarak dapat mencegah penularan. Bahkan, para pakar di Jabar sebelumnya telah memprediksi lonjakan kasus ini bakal terjadi dewasa ini.
“Sekarang kasus positif di Jabar 4.951 bertambah 105 orang. Tidak beda jauh dengan estimasi kami di angka 5.000 kasus positif,” kata Bony.