Ahad 12 Jul 2020 10:52 WIB

Istana Gelar Simulasi Upacara 17 Agustus, Seperti Apa?

Upacara 17 Agustus tahun ini akan berlangsung sederhana dan berprotokol ketat.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Indira Rezkisari
Simulasi upacara peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Ahad (12/7).
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Simulasi upacara peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Ahad (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upacara peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada tahun ini tak akan sama dengan sebelum-sebelumnya. Pandemi yang masih berlangsung memaksa masyarakat menjalankan aktivitasnya dengan normal baru disertai protokol kesehatan yang ketat. Tak terkecuali, prosesi upacara peringatan kemerdekaan di Istana Merdeka yang biasanya setiap tahun berlangsung meriah dan khidmat.

Tahun ini upacara peringatan kemerdekaan RI di halaman Istana Merdeka akan digelar sangat sederhana. Hal ini terlihat dalam simulasi yang diadakan pihak Istana Kepresidenan dan Komando Garnisun Tetap I Jakarta di Istana Merdeka, Ahad (12/7) pagi ini.

Baca Juga

Simulasi digelar sebagai ajang latihan bagi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang pada tahun ini jumlahnya sangat ramping. Total, hanya ada 8 anggota Paskibraka yang akan bertugas pada upacara penaikan dan penurunan Sang Merah Putih pada 17 Agustus 2020 nanti.

Tiga orang bertugas pada upacara penaikan di pagi hari, tiga orang bertugas pada upacara penurunan di sore hari, dan dua orang berperan sebagai cadangan. Seluruh Paskibraka yang bertugas pada upacara tahun ini diambil dari petugas tahun lalu yang berperan sebagai cadangan.

Lantas akan seperti apa upacara peringatan detik-detik proklamasi pada 17 Agustus nanti?

Sederhana tapi tetap khidmat. Barangkali itu kata yang mewakili suasana yang akan dibangun dalam peringatan kemerdekaan di Istana Merdeka bulan depan. Pemandangan ramainya tamu undangan yang hadir di kompleks Istana Kepresidenan, tak akan terjadi.

Sebagai gantinya, pihak-pihak yang akan berada arena upacara hanyalah tiga orang Paskibraka yang bertugas serta pejabat tinggi negara yang bertugas seperti Presiden dan Wakil Presiden beserta istri, pembaca naskah proklamasi oleh Ketua MPR, dan pembaca doa oleh Menteri Agama.

Hadir juga Panglima TNI dan Kapolri yang akan mendampingi presiden. Kemudian sebagai peserta upacara yang akan berdiri di lapangan, ada 20 orang personel dari TNI Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Polri. Di tepi lapangan, akan ada pemain musik yang diambil dari Garnisun Tetap, serta pihak-pihak lain yang memang berperan dalam jalannya upacara.

Rangkaian acara pun akan dibuat sederhana. Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Sektretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan, acara inti upacara kemerdekaan tetap dimulai pukul 9.45 WIB, kemudian diikuti pembunyian sirine peringatan detik proklamasi pada pukul 10.11 WIB. Namun sebelumnya, acara hiburan akan mulai ditampilkan sejak pukul 9.00 WIB melalui layar televisi.

"Ya kita berharap tetap ada kesemarakan," ujar Bey di sela simulasi upacara kemerdekaan, Ahad (12/7).

Kendati sederhana akibat pandemi yang belum usai, suasana khidmat tetap dibangun melalui upacara kemerdekaan nanti. Bey menyampaikan, masyarakat diminta untuk ikut berdiri tegap saat sirine peringatan detik-detik proklamasi dibunyikan.

Sirine ini nantinya juga akan dibunyikan selama 3 menit di daerah-daerah, dimulai pukul 10.11 WIB tepat. Diharapkan, kendati upacara dan perayaan peringatan kemerdekaan tak bisa dilakukan secara meriah, masyarakat tetap mendapat pesan dan makna dari perjalanan kemerdekaan bangsa yang sudah lewat 75 tahun lalu.

"Itu nanti akan ada sosialisasi dari pemerintah yang akan dikirim ke seluruh pemerintah daerah dan ke seluruh media," jelas Bey.

Protokol kesehatan ketat

Satu hal yang paling menonjol pada upacara peringatan kemerdekaan nanti adalah penerapan protokol kesehatan yang ketat. Seluruh petugas upacara, termasuk Paskibraka pun, diwajibkan mengenakan masker. Hal ini sejalan dengan arahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bahwa seluruh masyarakat wajib mengenakan masker saat berkegiatan di luar rumah.

Bey menyebutkan, daerah yang juga akan menjalankan upacara peringatan kemerdekaan bisa mengacu atau meniru protokol kesehatan dan detail urutan acara yang dijalankan Istana. Terutama mengenai penerapan protokol kesehatan oleh petugas dan peserta upacara.

"Ini akan menjadi pedoman daerah yang akan memperingati upacara kemerdekaan. Jadi nanti akan seperti ini di mana protokol kesehatan diutamakan, dengan menggunakan masker dan sarung tangan. Karena tetap kita harus utamakan kesehatan," jelas Bey.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio sempat menyampaikan kendati penyelenggaraan upacara HUT RI dilakukan terbatas, berbagai macam kreativitas dari anak bangsa masih akan ditampilkan melalui televisi. Wishnutama mengatakan, sebelum upacara berlangsung, nantinya akan ditampilkan terlebih dahulu berbagai macam kreativitas anak bangsa selama 30 menit.

“Sebelum penurunan bendera, ada 60 menit juga berbagai macam atraksi dan kreativitas melalui virtual, dengan kreativitas-kreativitas yang sedang dipersiapkan oleh anak-anak bangsa kita yang insya Allah akan menjadi menarik dalam perayaannya tersebut,” kata dia.

Wishnutama juga mengaku telah menyiapkan sebuah lomba video digital untuk masyarakat agar turut berpartisipasi merayakan Hari Kemerdekaan. Namun, penilaian akan dilakukan melalui video, sebab para juri tak akan datang ke lokasi lantaran pandemi yang masih terjadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement