REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pejabat daerah di Tokyo mengkonfirmasi 206 kasus infeksi baru Covid-19, Ahad (12/7) waktu setempat. Kenaikan angka baru ini terjadi ketika ibu kota Jepang itu berjuang bangkit dalam kasus-kasus corona usai pemerintah pusat mencabut status keadaan daruratnya.
Angka baru ini juga menunjukkan empat kali berturut-turut Tokyo mencatat lebih dari 200 kasus baru infeksi Covid-19. Gubernur Tokyo Yuriko Kioke mengatakan, meningkatnya jumlah kasus baru di Tokyo tidak dapat dilacak atau tidak menunjukkan gejala.
"Tetapi virus ini masih menyebar dan kami membutuhkan penduduk untuk memahami bahwa, jika Anda merasa sakit atau khawatir dengan kesehatan Anda, itu demi kebaikan Anda sendiri dan orang-orang di sekitar Anda untuk mencari bantuan medis," kata Koike Jumat lalu dikutip laman Japan Times, Ahad (12/7).
Menurutnya, peningkatan pengujian khususnya berdasarkan kelompok di Kabukicho, tempat beberapa kelompok muncul ikut bertanggung jawab atas lonjakan itu. "Tidak ada kota yang memiliki vaksin. Tidak ada kota yang memiliki pengobatan untuk penyakit ini," ujar Gubernur.
"Tidak ada kota di dunia yang menemukan cara untuk menghidupkan kembali dan membangun kembali ekonominya sekaligus melindungi penduduk dari virus yang menyebar," ujarnya menambahkan seperti dilansir Reuters.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan keadaan darurat di Tokyo dan enam prefektur lainnya. Perintah itu diperpanjang ke seluruh negara 10 hari kemudian dan akhirnya dicabut pada 25 Mei.
Pada Kamis, Prefektur Osaka melaporkan 30 kasus baru untuk pertama kalinya sejak 29 April, dan Prefektur Chiba mencatat 22 kasus, tertinggi sejak 23 April. Infeksi virus corona terus dilaporkan secara meningkat di Kanagawa dan Saitama juga.
Sementara bagian-bagian yang berbeda dari negara tersebut kemungkinan mengalami kebangkitan atau gelombang awal dari virus, seperti dalam kasus pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Okinawa. Ini dilihat dari tingkat keparahan masing-masing yang sangat bervariasi, dan demikian juga dengan demografis dari mereka yang terinfeksi. Tidak hanya itu, banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat di beberapa bagian negara telah memaksa kota untuk memprioritaskan respon bencana daripada penanggulangan virus.