REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Kasus Covid 19 di Kabupaten Purbalingga bertambah tiga pasien baru yang terkonfirmasi positif. Bahkan, Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga Hanung Wikantono menyebutkan, ada seorang pasien berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal dunia.
''Pasien yang meninggal berusia 10 tahun, warga Kecamatan Kaligondang. Gejala sakitnya mirip Covid 19, seperti mengalami sesak nafas. Kita sudah lakukan swab, tapi hasilnya belum keluar sehingga belum kita pastikan penyakitnya,'' ujarnya, Sabtu (12/7).
Menurutnya, dengan adanya tambahan tiga pasien yang terkonfirmasi positif, maka pasien Covid-19 yang kini dirawat di RS ada sebanyak enam orang. ''Harusnya tujuh, tapi karena yang seorang sudah dinyatakan sembuh, maka yang dirawat sekarang hanya tinggal 6 orang,'' katanya.
Tiga pasien positif tersebut, diketahui dari hasil pemeriksaan laborarorium yang keluar pada Jumat (10/7) dan Sabtu (11/7). ''Pada Jumat kemarin, ada dua orang yang positif, dan hari Sabtunya ada seorang yang positif,'' katanya.
Ketiga orang yang dipastikan positif Covid tersebut, terdiri atas seorang perempuan warga Kecamatan Kutasari, seorang laki-laki warga Kecamatan Rembang, dan seorang warga Kejobong.
''Yang warga Kutasari, diketahui mempunyai riwayat berpergian ke Jakarta dan Bali, yang warga Rembang mempunyai riwayat bepergian ke Kalimantan, sedangkan yang warga Kejobong masih kita telusuri tertular di mana,'' ujarnya.
Dia menyebutkan, ketiga pasien positif tersebut, bukan kategori OTG (Orang Tanpa Gelaja). Tapi diketahui positif Covid-19 setelah ketiganya datang ke rumah sakit karena mengeluh sakit. ''Setelah kita swab dan hasil pemeriksaan laboratoriumnya keluar, ternyata hasilnya positif,'' katanya.
Menyangkut kondisi Covid di Purbalingga, dia mengaku, sejauh ini masih sulit diperkirakan bagaimana kondisi perkembangan Covid 19 di wilayahnya. ''Untuk mengetahui peta Covid-19, harus dilakukan tes massal baik tes dengan menggunakan metode rapid test, maupun swab massal,'' katanya.
Namun, dia menyebutkan, anggaran yang tersedia di APBD tidak mencukupi bila harus dilakukan test massal. Hal itu mengingat wilayah Purbalingga, akan melaksanakan pilkada pada 2020 ini. ''Anggaran yang terserap untuk kegiatan pilkada sudah sangat besar,'' katanya.
Meski demikian dia berharap, adanya kegiatan rapid test pada petugas pemutakhiran data pilkada, akan bisa menggambarkan situasi penyebaran Covid-19 di Purbalingga. ''Dalam kegiatan itu, ada sekitar 3.000 orang yang akan di-rapid test,'' katanya.
Kepala Badan Keuangan Daerah Kabupaten Purbalingga Subeno, menyebutkan anggaran yang telah dikeluarkan Pemkab selama wabah Covid 19 sudah cukup besar. Bahkan lebih besar dibandingkan anggaran pilkada. ''Kalau anggaran untuk pilkada Rp 47 miliar, maka untuk penanganan Covid 19 mencapai Rp 53 miliar,'' ujarnya.
Namun dia mengakui, anggaran Rp 53 miliar tersebut tidak hanya untuk membiayai kegiatan yang terkait masalah medis. Namun juga untuk alokasi dana Bantuan Sosial yang wajib dianggarkan Pemkab untuk membantu warga yang terdampak Covid-19.