Ahad 12 Jul 2020 18:08 WIB

Perahu Nelayan Terbalik, Seorang Nelayan Hilang

Perahu yang mereka tumpangi dihantam gelombang tinggi.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Nelayan
Foto: JAK TV
Nelayan

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Kecelakaan laut kembali terjadi di perairan laut selatan Cilacap. Sebuah perahu jukung terbalik akibat dihempas gelombang tinggi di Pantai Jetis Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap, Sabtu (11/7) malam. Akibat kejadian ini, seorang nelayan dilaporkan hilang.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap I Nyoman Sidakarya menyebutkan, nelayan yang hilang bernama Yasikin (30) warga Desa Srati Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen.  ''Saat melaut, korban sebenarnya mencari ikan bersama Pasimin (58) warga Desa Kalipoh Kecamatan Ayah. Namun korban Pasimin berhasil menyelamatkan diri,'' jelasnya, Ahad (12/7).

Ihwal kecelakaan itu, menurut Nyoman, berawal saat perahu jukung yang ditumpangi kedua nelayan itu hendak mendarat di dermaga Pantai Ayah. Untuk itu, perahu harus masuk ke perairan di pantai Jetis. ''Mereka berangkat mencari ikan selepas waktu Maghrib,'' katanya. 

Namun sebelum mereka berhasil merapat ke tempat penambatan, perahu yang mereka tumpangi dihantam gelombang tinggi. Saat itu juga, perahu yang mereka tumpangi terbalik dan menghempaskan dua nelayan yang ada di atasnya. ''Pasiman berhasil menyelamatkan diri dengan berpegangan pada bangkai perahu. Namun korban Yasiman, hilang tidak kelihatan lagi,'' jelsnya. 

Mendapat laporan tersebut, Nyoman menyatakan, Tim Basarnas langsung memberangkatkan satu regu SAR Air ke lokasi kejadian. Mereka dilengkapi dua unit kendaraan pertolongan,  APD Covid-19, peralatan SAR Air dan peralatan pendukung lainnya. Namun pencarian baru dilakukan Ahad (12/7) pagi, mengingat kondisi gelombang laut yang masih tinggi.

''Tim dari Basarnas ini, melakukan pencarian bersama dengan tim SAR Gabungan yang terdiri dari Polairud Kebumen, Polsek Nusawungu, Koramil Nusawungu, SAR Jetis, SAR Lawet Perkasa, TPKL Jetis, Cilacap Rescue, Bagana dan warga sekitar,'' katanya.

Terkait kondisi gelombang laut di perairan selatan, BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap sebenarnya telah mengeluarkan peringatan dini. Peringatan dini memperpanjang masa peringatan dini yang dikeluarkan sebelumnya. 

Dalam peringatan dini sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap memperingatkan gelombang tinggi antara 1,5 hingga 6 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia pada 9-11 Juli 2020. Namun dalam peringatan dini selanjutnya, BMKG memperpanjang potensi terjadinya gelombang tinggi hingga 13 Juli 2020. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement