REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr KH Syamsul Yakin MA
Insya Allah pahala bagi orang yang menagis adalah terlindung dari neraka. Nabi SAW bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah.” (HR. Turmudzi). Menangis adalah tabiat manusia, Allah SWT menyatakan, “Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS. al-Najm/53: 43).
Namun nyatanya, ketimbang menangis, orang lebih banyak tertawa. Secara spisifik, menurut William Frey, pengarang Crying: The Mistery of Tears, dalam setahun perempuan menangis sebanyak 65 kali, sedangkan laki-laki hanya 15 kali saja dalam setahun. Penyebab laki-laki dan perempuan menangis itu banyak ragamnya, salah satunya karena rindu.
Pendapat William Frey ini pararel dengan bagaimana cara laki-laki dan perempuan merespons rindu. Laki-laki lebih jarang menangis karena menahan rindu. Sementara perempuan kerap mengekspresikan rindu dengan cara menangis. Rindu dalam konteks Islam adalah rindu kepada Allah SWT dan rasul-Nya.
Pahala menangis berikutnya adalah bertambah khsusyu'. Allah SWT memberi tahu, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu.’” (QS. al-Isra’/17: 109). Para ulama tafsir secara bulat memahami ayat di atas pada tema besar ketaatan seorang hamba yang dieksresikan dengan cara menangis.
Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir, ia menyatakan bahwa mereka yang menyungkur sambil menangis adalah orang-orang yang merendahkan diri di hadapan Allah SWT dengan keimanan yang paripurna. Selain itu, mereka menyatakan otentisitas aAlquran bersifat mutlak dan tidak ada makhluk yang kuasa menandinginya.
Tentang “mereka yang bertambah khusyu’-nya”, bagi Ibnu Katsir, adalah mereka yang senantiasa beriman dan ada dalam keselamatan akidah yang lurus. Semakin khusyu’ seseorang maka ia kian ditambahkan hidayah dan ketakwaan oleh Allah SWT. Jadi secara lebih akurat pahala menangis adalah bertambahnya hidayah dan ketakwaan.
Menurut Ahmad Mushthafa al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi, mereka yang menyungkurkan dagu sambil menangis tak lain karena ekspresi takut kepada Allah ketika mendengar bacaan Alquran. Jadi, salah satu cara agar kita bisa menangis adalah dengan membaca Alquran atau mendengarnya.
Pendapat al-Maraghi ini selaras dengan firman Allah SWT, “Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (QS. Maryam/19: 58). Tangisan dalam konteks ini sudah berpadu antara takut kepada Allah SWT dan rindu. Pada tahap berikutnya seseorang menangis sudah lebih karena cinta kepada-Nya.
Bagi al-Maraghi, pelajaran yang bertebaran dalam Alquran manambah khusyu’ dan khudhu’ (merendahkan diri) dalam menjalankan perintah Allah. Inilah kiranya keutamaan menangis bagi orang-orang yang bertakwa. Seseorang dikatakan kian bertakwa apabila semakin hebat tangisannya, seorang diri di malam hari di atas sajadah.
Bersumber dari Ibnu Abbas, diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka. Yakni, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang tidak tidur karena berjaga-jaga di jalan Allah.” (HR. Turmudzi). Berjaga-jaga di jalan Allah bisa berarti perbuatan baik apa saja. Termasuk bekerja untuk menafkahi anak dan isteri.