Ahad 12 Jul 2020 21:04 WIB

Kemendikbud Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi

Ada daerah yang dianggap efektif melaksanakan PJJ tapi banyak juga yang tak efektif.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Mendikbud Nadiem Makarim
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Mendikbud Nadiem Makarim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyinggung mengenai efektivitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19. Menurutnya, ada beberapa daerah yang dianggap efektif menjalankan PJJ, namun tak sedikit yang dilihat tidak efektif menjalankannya.

Hal ini, ujarnya, tak lepas dari variatifnya tantangan yang dihadapi masing-masing daerah dalam menjalankan PJJ. Terutama, akses internet yang tidak rata di semua daerah. "Hal inilah yang membuat Kemendikbud mengizinkan penggunaan Dana BOS untuk pembelian kuota internet bagi siswa dan guru," ujar Nadiem.

Baca Juga

Hal lain yang disorot Nadiem mengenai pemberlakuan PJJ adalah waktu adaptasi yang relatif sempit bagi siswa. Tugas-tugas sekolah sebagai pengganti pembelajaran tatap muka terlihat menumpuk dan berlipat ganda sehingga memberatkan para siswa.

"Kemendikbud maupun siapapun di sistem ini sebenarnya tidak mau (dipaksa) melakukan pembelajaran jarak jauh. Kita terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh karena opsinya adalah kita tidak belajar sama sekali atau kita coba-coba biar masih ada pembelajaran yang terjadi," katanya.