Senin 13 Jul 2020 01:11 WIB

Pengamat: Tepat Ungkap Penyebaran Covid di Secapa AD

Ini untuk mengetahui langkah-langkah apa yang mereka lakukan untuk atasi penyebaran c

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi
Foto: Dok Pribadi
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengungkapan fakta dan tindak lanjut dari penyebaran Covid-19 kluster Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) dinilai sebagai langkah yang tepat. Tak ada guna menjaga citra karena jika ditutup-tutupi dapat berdampak lebih buruk ke depannya.

"Saya kira dalam hal ini TNI AD sudah mengambil kebijakan yang tepat, dengan membuka fakta dan menjelaskan langkah-langkah apa yang mereka lakukan untuk mengatasinya," ujar peneliti militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, kepada Republika, Ahad (12/7).

Fahmi mengatakan, langkah itu tepat daripada harus menjaga citra mereka. Menurut dia, menutupi masalah tersebut untuk menjaga citra, justru bisa berdampak di kemudian hari jika ternyata situasi yang terjadi semakin memburuk.

"Menutupi masalah itu untuk menjaga citra, justru bisa berdampak di kemudian hari jika ternyata situasi memburuk," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa menjelaskan kasus tersebut bermula dari ketidaksengajaan. Ketidaksengajaan itu, kata dia, diawali dari adanya dua orang siswa calon perwira yang berobat ke Rumah Sakit Dustira TNI AD di Cimahi.

photo
Lebih dari 1.200 siswa Secapa AD di Bandung, Jabar, terdeteksi positif Covid-19. Masyarakat di sekitar kawasan Secapa AD akan menjadi tes cepat sebagai upaya deteksi penyebaran Covid-19. - (Republika/Edi Yusuf)

"Yang satu keluhan karena bisul, berarti demam karena adanya infeksi dan satu lagi masalah tulang belakang. Tapi ternyata mereka dilakukan swab test dan positif," kata Andika di Markas Kodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu

Atas dasar dua siswa yang positif itu, ia memerintahkan seluruh siswa dan staf yang ada di Secapa AD untuk dilakukan rapid test. Walhasil, ditemukan 187 orang di lembaga pendidikan militer itu dinyatakan reaktif.

Namun belum sampai di situ, untuk lebih meyakinkan penyebaran wabah ini dapat diketahui, tes usap COVID-19 juga dilakukan terhadap seluruh siswa maupun staf Secapa AD. Berdasarkan tes usap yang ditindaklanjuti dengan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), kata dia, ditemukansekitar 1.200 personel TNI di Secapa yang dinyatakan terinfeksi Covid-19.

Saat ini, dia menyatakan, ada 1.280 personel yang positif Covid-19 di Secapa AD. Di antaranya, 991 personel merupakan siswa, dan 289 staf di Secapa beserta anggota keluarga dari staf.

Namun ia memastikan, mayoritas personel yang positif Covid-19 itu tanpa gejala apa pun. Hanya sedikit personel yang dirawat karena bergejala ataupun mengidap penyakit lainnya.

Sejauh ini, kata dia, ada 16 personel yang masih dirawat di Rumah Sakit Dustira, berkaitan dengan klaster Secapa. Awalnya, menurutnya, yang dirawat ada sebanyak 17 personel, namun satu di antaranya telah dinyatakan negatif meski belum diizinkan pulang.

"Dan 16 yang masih positif, tapi semuanya sudah tidak merasakan gejala apapun juga. Yang satu negatif tetap di sana karena memang masalah TBC atau paru-paru," kata Andika.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement